Halaman
99
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat
dalam Mempersiapkan dan
Mempertahankan Kemerdekaan
Indonesia
Bab
2
Tahukah kamu? Untuk mencapai kemerdekaan Indonesia diperlukan
waktu yang lama dan pengorbanan yang sangat besar. Begitu penting
peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia. Begitu juga setelah proklamasi kemerdekaan
dikumandangkan. Para tokoh pejuang harus terus berjuang untuk
mempertahankan kemerdekaan itu dari pihak luar yang ingin merebut
kemerdekaan Indonesia.
Pada bab ini, kita akan melihat dan membahas bagaimana gigihnya
para tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan mereka itu patut
kita hargai dan lanjutkan.
Sumber:
Album Pahlawan Bangsa
100
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Peta Konsep
Per
anan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan
dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Perjuangan para
tokoh pejuang pada
masa penjajahan
Belanda dan Jepang
Masa penjajahan
Belanda
Masa pendudukan
Jepang
Jasa dan peranan
tokoh pejuang dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
Indonesia
Pe
rum
usan
dasar negara
Pembentukan
PPKI
Jasa dan peranan
tokoh pejuang dalam
memproklamasikan
kemerdekaan
Indonesia
To k
oh-tokoh bangsa
dalam memper-
siapkan
kemerdekaan
Sikap menghargai
jasa dan peranan
tokoh pejuang dalam
memprokmasikan
kemerdekaan
Sikap menghargai
jasa tokoh
pejuang dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
Perjuangan para
tokoh pejuang dalam
mempertahankan
kemerdekaan
Indonesia
Per
istiwa 10
November 1945
di Surabaya
Per
istiwa-peristiwa
di daerah
Agresi Militer
Belanda
101
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
A. Perjuangan Para Tokoh Pejuang pada Masa
Penjajahan Belanda dan Jepang
Indonesia yang dahulu disebut Nusantara merupakan suatu wilayah
yang sangat subur dan banyak menghasilkan rempah-rempah. Waktu itu,
wilayah Nusantara dipimpin oleh raja-raja sebagai penguasa negara atau
penguasa wilayah. Banyak pedagang, baik dari wilayah Nusantara sendiri
maupun dari bangsa lain.
Pedagang Eropa yang datang pertama kali memasuki wilayah
Nusantara adalah bangsa Portugis dan Spanyol. Kedua bangsa ini bersaing
untuk merebut daerah hasil rempah-rempah. Lalu, bangsa Spanyol
tersingkir dan bangsa Portugis dapat menguasai daerah penghasil
rempah-rempah. Namun, bangsa Indonesia dengan para raja dan
penguasa daerah sebagai pemimpin tidak senang dengan kelakuan
Portugis yang ingin menjajah. Rakyat Indonesia pun berjuang mengusir
Portugis dari bumi Nusantara dengan mengangkat senjata dan
mengadakan perlawanan.
Perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia pada waktu itu antara
lain:
1.
perjuangan Pati Unus dari Demak menentang penjajahan Portugis
(1513);
2.
perjuangan Panglima Fatahillah dari Kerajaan Demak menentang
penjajahan Portugis (1526-1527);
3.
perjuangan Sultan Baabullah dari Kerajaan Ternate menentang
penjajahan Portugis (1575);
4.
perjuangan Sultan Iskandar Muda dari Kesultanan Aceh
menentang penjajahan Portugis (1607-1636).
Para pedagang dari negeri Belanda juga berduyun-duyun memasuki
wilayah Nusantara, maka terjadilah persaingan yang sangat ketat di antara
pedagang kedua negara tersebut. Pada akhirnya, para pedagang dari
Portugis tersingkir dalam perebutan kekuasaan di wilayah Nusantara.
Secara lambat tapi pasti, Belanda mulai menancapkan kuku kekuasaannya
untuk melakukan penjajahan. Penjajahan Belanda terhadap Indonesia
berlangsung kurang lebih 350 tahun.
1. Masa Penjajahan Belanda
Kedatangan bangsa Belanda ke tanah Nusantara dimulai pada tahun
1596. Mereka ingin melakukan hubungan dagang dengan penduduk yang
102
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
ada di wilayah Nusantara. Untuk pertama kalinya beberapa kapal Belanda
singgah di Pelabuhan Banten. Lama kelamaan, kapal dagang Belanda yang
datang semakin bertambah.
Untuk mencegah adanya persaingan yang tidak sehat di antara
pedagang Belanda dan pedagang asing lainnya (khususnya Portugis dan
Spanyol), maka para pedagang Belanda mendirikan VOC (
Ve r
eenigde
Oost
Indische Compagnie
). VOC, yaitu kongsi atau perserikatan perdagangan
Belanda yang ada di wilayah Nusantara.
VOC didirikan pada tahun 1602 dan dipimpin oleh seorang Gubernur
Jenderal yang bernama Pieter Both. Akan tetapi, pada tanggal 31 Desember
1799 VOC dibubarkan.
Kedatangan bangsa asing ke wilayah Nusantara pada awalnya
disambut dengan gembira oleh rakyat Indonesia. Mereka semua datang
dengan tujuan melakukan perniagaan, yaitu jual beli rempah-rempah yang
memang sangat dibutuhkan oleh bangsa Eropa. Akan tetapi karena
keangkuhan dan keserakahannya, bangsa Eropa menerapkan sistem
monopoli.
Pada saat sistem ini diterapkan, mulailah ada reaksi dari rakyat In-
donesia. Apalagi setelah mereka menerapkan sistem kolonial. Rakyat In-
donesia bukan saja bereaksi, tetapi juga mengadakan perlawanan
bersenjata.
Adapun perlawanan rakyat Indonesia dipimpin oleh tokoh-tokoh
pejuang, antara lain sebagai berikut.
Gambar 2.1
Peta Jalur Perniagaan Dunia Tahun 1500
Sumber:
Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
Samudra Hindia
Ceylon
Gujarat
Bagdad
Iskandariah
Jepang
Filipina
Malaka
Jalan perniagaan dunia
Indonesia
Jalan perniagaan darat
Jalan perniagaan di Indonesia
Istambul
Kush
Aden
Sokota
Samudra Pasifik
Keterangan:
Skala 1 : 124.000.000
Jalur Perniagaan Dunia Tahun 1500
U
æÆ
103
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
a. Perlawanan pada Abad ke-17 dan Abad ke-18
1)
Thomas Matulessy (Pattimura) di Maluku
Rakyat Maluku telah lama
mengalami penindasan dari bangsa
Portugis, Spanyol dan Belanda
sejak abad ke-16. Rakyat Maluku
sadar betul apa makna penjajahan
yang selama ini dialaminya. Betapa
hebatnya penderitaan rakyat
Maluku ketika masa Pelayaran
Hongi.
Rakyat Maluku semakin
gelisah ketika adanya paksaan
untuk menjadi serdadu (tentara)
Belanda yang akan dikirimkan ke
Pulau Jawa. Kesabaran rakyat
Maluku telah habis. Mereka pun
segera berencana untuk melan-
carkan perlawanan.
Pada tanggal 3 Mei 1817, ratusan pemuda dari Haria mengadakan
pertemuan di dalam hutan yang terletak antara negeri Tiow dan negeri
Paperu. Pertemuan itu memutuskan untuk menyerang dan menyerbu
Benteng Duurstede di Pantai Saparua yang merupakan lambang
penjajahan Belanda. Pertemuan itu juga memutuskan untuk mengajak
seluruh rakyat Maluku untuk melawan penjajahan Belanda.
Rakyat Maluku bangkit menentang Belanda pada tanggal 16 Mei 1817
di bawah pimpinan Pattimura. Beliau adalah seorang Kristen yang taat,
pandai dan cekatan. Dilahirkan pada tanggal 8 Juni 1783 dengana nama
Thomas Matulessy. Ia pernah menjadi tentara Inggris dengan pangkat
sersan mayor. Kemudian ia terkenal dengan sebutan Kapitan Pattimura.
Di dalam pertempuran itu semua penghuni benteng mati terbunuh.
Benteng dihancurkan, bahkan Residen Belanda yang bernama Van den
Berg tewas dalam peristiwa itu.
Kemudian Belanda mengirimkan pasukan di bawah pimpinan Mayor
Beetjes. Begitu pasukan bantuan itu mendarat di Muara Sungai Waisisil,
langsung dipukul mundur oleh Pattimura. Mayor Beetjes tewas dalam
pertempuran tersebut. Pasukan Belanda lainnya yang dipimpin Overste
Meyer dan Laksamana Buykes juga dapat dipukul mundur.
Gambar 2.2
Patimura
Sumber:
Album Pahlawan Bangsa
104
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Raja-raja kecil di Maluku turut membantu perjuangan Pattimura,
seperti Raja Lha, Nolot, Tuhaja, Itawaku dan Ihamaku. Selain itu juga
Pattimura dibantu oleh Philip Latumahimma dan seorang putri raja
Maluku yang bernama Martha Khristina Tiahahu yang berusia 18 tahun.
Belanda merasa kewalahan dengan perlawanan dari pasukan
Pattimura ini. Lalu, Belanda mengajak Pattimura untuk berunding, namun
ditolaknya dengan tegas. Belanda semakin meningkatkan serangannya
untuk mendesak Pattimura. Akibatnya beberapa pimpinan pasukan
Pattimura dapat ditangkap. Pattimura juga akhirnya dapat ditangkap,
beliau dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung di depan Benteng
Viktoria pada tanggtal 16 Desember 1817. Penangkapan Pattimura
disebabkan adanya pengkhianatan dari Raja Boi. Ia menunjukkan tempat
pertahanan Pattimura kepada Belanda.
Begitu juga dengan Raja Paulus Tiahahu, ayah Martha Khristina
Tiahahu ditembak mati di hadapan rakyatnya. Martha Khristina Tiahahu
sendiri diasingkan ke Pulau Jawa, namun sebelum sampai di Pulau Jawa
beliau wafat, yaitu pada tanggal 2 Januari 1818.
2)
Tuanku Imam Bonjol
Tuanku Iman Bonjol adalah
pemimpin Perang Padri tahun 1821-
1837. Penyebab timbulnya Perang
Padri adalah adanya pertentangan
antara kaum adat dengan kaum Is-
lam (ulama). Kaum adat terdiri atas
raja dan para pengikutnya, sebagian
besar masyarakat Minangkabau
dikuasai oleh kaum adat.
Perbuatan dan adat kebiasaan
para penghulu adat sangat ber-
tentangan dengan hukum-hukum
Islam. Seperti kebiasaan hidup
mewah, berjudi, minum minuman
keras dan menyambung ayam.
Sikap hidup yang demikian menimbulkan kerawanan sosial. Di dalam
masyarakat, sering terjadi pencurian, perampokan serta menimbulkan
kegelisahan masyarakat. Akibat yang lebih jauh lagi adalah membawa
kemelaratan terhadap rakyat.
Gambar 2.3.
Iman Bonjol
Sumber:
Album Pahlawan Bangsa
105
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Pada awal abad ke-19 terjadi perubahan. Pada saat itu mulai banyak
orang Minangkabau yang pergi menunaikan
ibadah haji.
Selama
menunaikan rukun Islam ke-5 itu. Di tanah suci Arab sedang terjadi
gerakan
Wahabi,
yaitu gerakan yang menghendaki agar ajaran Islam dilaksanakan
secara murni sesuai dengan Alquran dan Hadis Rosul. Sepulangnya dari
haji, orang Minangkabau menyebarkan ajaran Wahabi tersebut. Para
pengikutnya disebut
Kaum Padri
.
Kaum Padri menentang kebiasaan dan adat istiadat yang merusak
masyarakat, terutama yang bertentangan dengan ajaran Islam. Pimpinan
kaum Padri adalah
Peta Syarif.
Beliau dikenal dengan nama
Iman Bonjol
atau
Tuanku Imam Malim Besar
.
Beliau dilahirkan pada tahun 1772 di
Tanjung Bunga Pasaman, Sumatera Barat. Iman Bonjol mewajibkan
pengikutnya memakai pakaian dan sorban putih. Oleh karena itu, mereka
disebut
kaum Putih
.
Perbedaan antara kedua kaum itu menimbulkan permusuhan yang
akhirnya meningkat menjadi perang saudara. Perang saudara ini menjadi
meningkat setelah kekuasaan asing campur tangan. Belanda
memanfaatkan pertentangan yang sedang terjadi di Minangkabau saat
itu. Pada tanggal 10 Februari 1821, Belanda mengadakan perjanjian antara
kaum adat dengan Gubernur Jenderal Belanda. Atas dasar perjanjian itulah
beberapa daerah dikuasai oleh Belanda. Mereka pun bersiap-siap untuk
menghadapi kaum Padri.
Kaum Padri mengetahui rencana tersebut, mereka segera membuat
benteng yang besar dan luas di daerah Bonjol. Akhirnya, Belanda
menyerang kaum Padri dengan pasukan yang dipimpin oleh Kolonel Raaf.
Pertempuran dasyat pun tak bisa dihindarkan lagi.
Tuanku Imam Bonjol menyambut Belanda dengan perlawanan yang
gigih. Imam Bonjol dibantu oleh sejumlah ulama dan penghulu yang
memihak kepadanya, seperti Tuanku Nan Renceh, Haji Miskin, Haji
Piabang dan Haji Sumanik. Belanda mendirikan benteng di Bukittinggi
dan Batusangkar. Walaupun demikian, Belanda tidak dapat mengalahkan
pasukan kaum Padri. Dalam pertempuran itu, Tuanku Nan Renceh gugur
dan menjadi pahlawan bangsa.
Pada tahun 1825, di Pulau Jawa sedang terjadi Perang Diponegoro.
Belanda menghadapi kesulitan. Mereka harus mengerahkan kekuatan
militernya ke Pulau Jawa. Oleh karena itu, Belanda bermaksud
mengadakan perjanjian damai dengan Imam Bonjol.
Pada tanggal 29 Oktober 1825, Belanda berhasil mengadakan
perjanjian damai dengan kaum Padri yang terkenal dengan
Perjanjian
106
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Padang
.
Isi perjanjian tersebut adalah
“Kedua belah pihak sepakat mengadakan
gencatan senjata.”
Setelah perjanjian itu, selama 4 tahun tanah Minangkabau
aman, tidak ada peperangan antara kaum Padri dengan Belanda.
Ketika Perang Diponegoro selesai pada tahun 1830, pasukan Belanda
dialihkan untuk menyerang Imam Bonjol. Pada pertengahan tahun 1832,
Belanda mengirimkan pasukannya ke Sumatera Barat. Benteng Padri yang
kuat itu pun berhasil direbut Belanda. Namun, pada tahun 1833 benteng
itu dapat direbut kembali oleh pasukan Imam Bonjol dari tangan Belanda.
Belanda terus berusaha menundukkan Iman Bonjol. Kini, Belanda
menggunakan siasat Benteng. Pasukan Belanda yang dipimpin Jenderal
Michiels. Ketika itu, kaum Padri sudah bersatu dengan kaum adat untuk
bersama-sama melawan Belanda.
Walaupun senjata pasukan Belanda lengkap dan banyak, tetapi
mereka baru berhasil menguasai benteng Bonjol pada bulan Oktober 1837.
Imam Bonjol berhasil ditangkap Belanda pada tanggal 25 Oktober 1837.
Pada tanggal 19 Januari 1839, Tuanku Imam Bonjol dipindahkan ke Am-
bon Maluku. Kemudian pada tahun 1841, dipindahkan ke Manado di
Sulawesi Utara. Pada tanggal 6 November 1864, beliau wafat dalam usia
92 tahun. Dimakamkan di kampung Pineleng dekat Kota Manado.
3)
Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro semasa
kecilnya bernama Ontowiryo.
Dilahirkan di Yogyakarta pada
tanggal 11 November 1785. Beliau
adalah putra Sultan Hamengku
Buwono III. Beliau mendapat
pendidikan agama Islam,
keprajuritan dan kepahlawanan.
Juga budi pekerti, cinta kepada
sesama manusia, cinta bangsa dan
cinta tanah air.
Berkat pendidikan nenek buyutnya, Pangeran Diponegoro menyadari
benar bahwa kemerosotan bangsa dan negaranya adalah akibat adanya
penjajahan Belanda. Alasan lain yang mendorong Pangeran Diponegoro
melakukan perlawanan terhadap Belanda sangatlah banyak. Kerajaan
Gambar 2.4
Pangeran Diponegoro
Sumber:
Album Pahlawan Bangsa
107
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Mataram yang demikian besarnya pecah menjadi 4 kerajaan kecil akibat
campur tangan Belanda, yaitu Kerajaan Yogyakarta, Kerajaan Surakarta,
Kerajaan Paku Alam, dan Kerajaan Mangkunegaraan. Bahkan Patih
Kerajaan Yogyakarta yang bernama Danureja IV mendukung penjajahan
Belanda. Ia turut serta memeras rakyat.
Oleh karena itu, Pangeran Diponegoro tidak menyukai terhadap patih
kerajaan tersebut. Kemarahan Pangeran Diponegoro terhadap Belanda
memuncak ketika Patih Danureja IV, suruhan Daendels memasang
tonggak-tonggak di atas tanah milik Pangeran Diponegoro di Tegalejo.
Hal itu dilakukan tanpa seizin Pangeran Diponegoro terlebih dahulu.
Pada tanggal 20 Juli 1825, pasukan Belanda melakukan serangan ke
Tegalrejo. Hal ini membangkitkan perlawanan Pangeran Diponegoro.
Daerah Yogyakarta, Surakarta, Madiun, Kedu dan Banyumas juga ikut
berontak. Kedu dijadikan pusat perlawanan dan pemerintahan Pangeran
Diponegoro. Markas besarnya terletak di Gunung Manoreh.
Perlawanan Diponegoro dibantu pula oleh teman-temannya.
Pangeran Mangkubumi dan Kiai Maja sebagai penasehat. Pangeran
Ngabehi Jayakusuma dan Sentot Alibasya Prawirodirjo sebagai panglima
perang. Ada pula bantuan dari Imam Musba dan Prawirokusumo.
Pengaruh perlawanan Pangeran Diponegoro sampai pantai utara
Jawa. Rakyat mengangkat Pangeran Diponegoro menjadi sultan dengan
gelar
Sultan Abdulhamid Herucakra Amirul Mukminin Sayidin Panatagama
.
Perang Diponegoro berlangsung bertahun-tahun, mulai tanggal 20
Juli 1825 sampai 28 Maret 1830. Siasat Perang Diponegoro adalah gerilya.
Markasnya terus berpindah-pindah, mula-mula di Tegalrejo kemudian
pindah ke Selarong, Plered, Sala, Kedu, Bagelen, Banyumas, Tegal dan
Pekalongan.
Belanda mendatangkan serdadu dari negerinya untuk mengadakan
tekanan dan gerak cepat. Beberapa daerah dapat dikuasasi Belanda, yaitu
Madiun, Bojonegoro, Pati, Semarang dan Pekalongan. Bahkan, Belanda
terus-menerus mengadakan tekanan agar pasukan Pangeran Diponegoro
keluar dari Yogyakarta dan Surakarta. Siasat Belanda adalah siasat Benteng
(
Benteng Stelsel
). Akibatnya, daerah gerilya semakin sempit dan tidak dapat
bergerak.
Pada tahun 1829, Kiai Maja tertangkap oleh Belanda, kemudian
diasingkan ke Manado. Sebulan kemudian, Sentot Alibasya justru
menyerah kepada Belanda. Ia dikirim ke Sumatera untuk memerangi
Imam Bonjol dalam Perang Padri. Akhirnya, ia wafat di Bengkulu.
Walaupun sudah ditinggalkan oleh para pembantunya, Pangeran
Diponegoro terus berjuang.
108
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Panglima tentara Belanda, Jenderal de Kock meminta agar Pangeran
Diponegoro mau melakukan perundingan dengan menjamin
keselamatannya. Perundingan dilakukan di Magelang, namun Jenderal
de Kock mengingkari janjinya. Secara tiba-tiba seluruh pengikut Pangeran
Diponegoro dilucuti senjatanya dan Pangeran Diponegoro ditangkap. Dari
Magelang, Pangeran Diponegoro dibawa ke Semarang dengan kapal
kemudian ke Batavia. Dari Batavia, Pangeran Diponegoro dibawa ke
Manado (1830), kemudian dipindahkan ke Ujungpandang (1834). Beliau
ditahan di Fort Rotterdam (benteng Makassar). Setelah ditahan selama 24
tahun oleh Belanda, pada tanggal 18 Januari 1855 beliau wafat dan
dimakamkan di Kota Ujungpandang.
Perlawanan Pangeran Diponegoro ini ternyata mempunyai pengaruh
yang sangat besar dan luas. Bagi Belanda, Perang Diponegoro telah
menelan korban yang cukup besar, yaitu telah kehilangan 8.000 orang
Eropa dan 7.000 orang pribumi serta menelan biaya yang tinggi, yaitu 20
juta gulden.
4)
Pangeran Antasari
Mulai abad ke-17, VOC telah
melakukan hubungan dagang
dengan rakyat Banjarmasin. Antara
lain jual beli rotan, intan, emas dan
lada. Bahkan, pada saat Sultan
Rahmatullah berkuasa, VOC diberi
izin mendirikan kantor dagang.
Namun, ketika VOC menerapkan
sistem monopoli, rakyat Banjar-
masin melakukan reaksi penolakan.
Akhirnya, VOC menyingkir dari
Banjarmasin.
Sultan Tahmiditillah II bersengketa dengan Pangeran Amir, lalu
Belanda mengambil kesempatan. Belanda memihak kepada Sultan
Tahmiditillah II, Pangeran Amir berhasil ditangkap dan diasingkan ke
Sailan. Berkat bantuannya itu, Belanda mendapat daerah Pagatan, Pasir,
Kotawaringin, dan lainnya. Akhirnya, Banjar dikuasai Belanda sejak tahun
1636.
Gambar 2.5
Pangeran Antasari
Sumber:
Album Pahlawan Bangsa
109
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Pada tahun 1816, Belanda menerima kembali kekuasannya dari
Inggris. Dengan segera Belanda mengadakan perjanjian dengan kerajaan-
kerajaan yang ada di wilayah Nusantara termasuk dengan Kesultanan
Banjar. Pada saat itu, Kesultanan Banjar dipegang oleh Sultan Adam (1825-
1857).
Pada tahun 1826, Belanda berhasil menguasai Kesultanan Banjar. Oleh
karena itu, Pangeran Antasari meninggalkan keraton
(
pasirapan
).
Kemudian beliau hidup di pedesaan bersama-sama rakyat biasa. Jadi,
beliau mengetahui benar penderitaan rakyat. Pangeran Antasari adalah
putra dari Pangeran Mashud dan cucu dari Pangeran Amir.
Pada masa berkuasa, Sultan Adam telah mengangkat Pangeran
Abdurakhman sebagai putra mahkota. Akan tetapi, pada tahun 1852
Pangeran Abdurakhman wafat dan meninggalkan 2 orang putra, yaitu
Pangeran Tamjidillah dan Pangeran Hidayat.
Pada tahun 1857, Sultan Adam meninggal dunia. Di dalam surat
wasiatnya beliau menyatakan bahwa yang akan menggantikannya adalah
Pangeran Hidayat. Pihak Belanda melalui residennya yang bernama Van
Hengst tidak setuju. Belanda lebih menyukai Pangeran Tamjidillah untuk
menjadi sultan Banjar. Pangeran Tamjidillah sendiri tidak disukai oleh
rakyat karena tidak taat beragama, suka hidup berfoya-foya dan sangat
dekat dengan Belanda.
Pada bulan April 1859, pasukan Pangeran Antasari menyerang pos-
pos Belanda. Perlawanan rakyat bergelora dan meluas kemana-mana.
Benteng Belanda di Pangaron digempur, kemudian menguasai Muning
dan Martapura. Beliau dibantu oleh Surapati, Kiai Demang Leman, Kiai
Adipati Mangkunegara, Kiai Sultan Kara, Kiai Langlang, Haji Masrum,
Haji Bayusin, Tumanggung Singapati dan Cakrawati.
Taktik perangnya adalah siasat gerilya. Tumanggung Surapati berhasil
membakar kapal Belanda, yaitu Onrust di Sungai Barito. Pangeran Hidayat
kemudian bergabung melawan Belanda. Mengetahui kejadian itu, Belanda
segera menghapuskan Kesultanan Banjar pada tanggal 11 Juni 1860. Sambil
terus melakukan penekanan, Belanda juga membujuk Pangeran Hidayat
untuk berunding. Akhirnya, Pangeran Hidayat ditangkap dan diasingkan
ke Cianjur Jawa Barat.
Pangeran Antasari terus melakukan perlawanan, harapan rakyat
Banjar untuk mengangkat Pangeran Hidayat menjadi Sultan sudah hilang.
Untuk itu, rakyat mengangkat Pangeran Antasari untuk
menggantikannya. Ia pun memperoleh gelar
Panembahan Amiruddin
Khalifat ul Mu’minin
sebagai pengganti Sultan Adam.
110
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Walaupun sudah diangkat menjadi sultan, Pangeran Antasari tidak
mau berdiam diri di keraton. Beliau memilih tinggal di benteng-benteng
atau markas-markas pertahanan di dalam hutan belantara. Beliau terus
berjuang walaupun usianya semakin tua. Pada tanggal 11 Oktober 1862,
Pangeran Antasari wafat di Hulu Teweh (Kalimantan Selatan).
Perlawanan rakyat Banjar terus berkobar. Walaupun akhirnya Belanda
dapat menangkap beberapa pemimpin pasukan Pangeran Antasari yang
bermarkas di gua-gua, yaitu Kiai Demang Leman dan Tumanggung Aria
Pati. Tahun 1866, Haji Buyasin gugur di medan perang. Sementara Kiai
Demang Leman digantung Belanda. Putra-putra Pangeran Antasari
melanjutkan perjuangan ayahandanya, antara lain Sultan Seman hingga
meninggalnya pada tahun 1905.
5)
Raja Buleleng
Hubungan masyarakat Bali dengan bangsa Belanda terjadi pada abad
ke-17. Ketika itu, VOC sering mengadakan hubungan dagang. Sering kali
VOC berusaha untuk mengadakan perjanjian dengan raja-raja Bali, tetapi
tidak berhasil. Di Pulau Bali pada saat itu terdapat beberapa kerajaan,
antara lain Kerajaan Buleleng, Karang Asem, Klungkung, Gianjar, Badung,
Tabanan, Mengwi dan Jembrana.
Usaha Belanda untuk mengadakan perjanjian dengan kerajaan yang
ada di Bali baru berhasil pada tahun 1841. Perjanjian itu ditandatangani
oleh Raja Klungkung, Badung, Buleleng dan Karang Asem. Dalam
perjanjian itu disebutkan raja-raja Bali mengakui kekuasaan Belanda dan
mengizinkan pengibaran bendera Belanda di daerahnya.
Gambar 2.6
Peta Kerajaan-Kerajaan di Bali
Sumber:
Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
Buleleng
Jembrana
Tabanan
Bangli
Gianyar
Karangasem
Badung
Klungkung
Samudra Hindia
Keterangan:
----- Batas kerajaan
Skala 1 : 1.266.666
Kerajaan-Kerajaan di Bali
U
æÆ
111
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Masalah yang menyulitkan hubungan Belanda dengan Kerajaan Bali
adalah berlakunya
Hak Tawan Karang,
yaitu hak Raja Bali untuk merampas
perahu yang terdampar di wilayahnya. Belanda banyak mengalami
kerugian dengan berlakunya Hak Tawan Karang tersebut. Pada tahun
1844, di Pantai Pracak dan Sangit terjadi perampasan terhadap kapal-kapal
Belanda yang terdampar. Asisten Residen Banyuwangi Ravia de Lignij
datang ke Bali untuk membuat perjanjian penghapusan Tak tawan Karang
ini. Dia pun menuntut Kerajaan Bali tunduk kepada kekuasaan Belanda.
Raja Buleleng dan patihnya menolak kedua tuntutan itu. Apalagi Belanda
menuntut ganti rugi atas kapal-kapalnya yang dirampas.
Raja Buleleng, I Gusti Ngurah Made dan patihnya I Gusti Ketut
Jelantik segera menyiapkan pasukannya beserta perlengkapan untuk
menentang Belanda. Pada tanggal 24 Juni 1846, Belanda mengirimkan
ultimatum agar dalam tempo 3 x 24 jam, Raja Buleleng mengakui
kekuasaan Belanda dan menghapuskan Hak Tawan Karang. Namun
hingga batas waktu tanggal 27 Juni 1846, Raja Buleleng tetap menolak.
Selain itu, Raja Karang Asem pun menentang Belanda.
Tepat tanggal 27 Juni 1846, Belanda mengirim pasukannya dan
mendarat di pantai Buleleng, bagian utara Bali. Pertempuran berjalan
sengit dan meluas sampai ke kampung-kampung dan sawah-sawah.
Belanda berhasil menekan perlawanan rakyat Bali, bahkan berhasil
menduduki benteng prajurit Bali. Belanda meneruskan penyerangannya
ke Singaraja, ibu kota Kerajaan Buleleng. Pada tanggal 29 Juni 1846, istana
raja dapat diduduki Belanda.
Raja Buleleng dan patihnya beserta pasukannya terpaksa mundur ke
Benteng Jagaraga. Jatuhnya Benteng Jagaraga memengaruhi raja-raja yang
lain untuk bersikap lemah. Pada tanggal 20 September 1906, Belanda
menyerang Kerajaan Badung yang masih menggunakan Hak Tawan
Karang. Keluarga kerajaan menyambut kedatangan Belanda dengan
Perang Puputan,
yaitu perang sampai tetes darah penghabisan. Akhirnya
pada awal abad ke-20, seluruh Kerajaan Bali dapat ditundukkan oleh
Belanda.
6)
Perlawanan Rakyat Aceh
Perlawanan rakyat Aceh merupakan yang terberat yang dirasakan
oleh Belanda. Pada tahun 1873, Belanda mengirim ekspedisi militer
pertama ke Aceh dan mendapat perlawanan dari rakyat Aceh. Rakyat
Aceh berlindung di sekitar Mesjid Raya Aceh. Dalam pertempuran itu,
pasukan rakyat Aceh berhasil menembak Jenderal Kohler hingga tewas.
Akhirnya, serangan Belanda pertama itu tidak berhasil.
112
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Ekspedisi militer kedua terjadi pada tahun 1874, dipimpin oleh Mayor
Jenderal Van Swieten. Pertempuran terjadi kembali di sekitar Mesjid Raya
Aceh. Pasukan rakyat Aceh dipimpin oleh
Panglima Polim.
Belanda
mengarahkan serangannya ke istana. Melalui pertempuran yang berjalan
sengit, istana dapat dikuasai oleh Belanda.
Perlawanan terhadap Belanda terus terjadi di mana-mana, antara lain:
a)
perlawanan rakyat Aceh di daerah Pidie dipimpin oleh Teungku
Cik Di Tiro;
b) Teuku Umar dengan istrinya Cut Nyak Din memimpin di Aceh
bagian barat.
Walaupun istana telah direbut Belanda, tetapi perjuangan rakyat Aceh
terus berkobar. Daerah-daerah di luar kota dikuasai sepenuhnya oleh para
pejuang Aceh. Mereka dipimpin oleh para
teuku
(panglima) dan
teungku
(ulama).
Mayor Jenderal Van Swieten diganti oleh Jenderal Pel. Namun
Jenderal Pel tewas dalam pertempuran di Tonga. Melihat kenyataan itu,
pemerintah kolonial Belanda akhirnya mengirim seorang misionaris ahli
agama Islam untuk mempelajari adat istiadat rakyat Aceh. Ia bernama
Dr. Snouck Hurgronje dengan menggunakan nama samaran Abdul Gafar.
Ia meneliti kehidupan rakyat Aceh dengan ikut berbaur ke dalamnya.
Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut:
a)
seorang sultan tidak mempunyai kekuasaan tanpa adanya
persetujuan dari bawahannya;
b) ulama sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat.
Berdasarkan hasil kerja Dr. Snouck Hurgronje ini, Belanda menyusun
kebijakan sebagai berikut:
Gambar 2.7
Panglima Polim (a) dan Teuku Umar(b)
Sumber:
Album Pahlawan Bangsa
(a)
(b)
113
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
a)
melakukan politik memecah kekuatan rakyat;
b) ulama harus dihadapi dengan kekuatan militer;
c)
dipisahkannya kaum ulama dengan bangsawan;
d)
dibukanya kesempatan bagi anak-anak bangsawan untuk
dijadikan pamong praja.
Dengan tekanan yang keras, satu per satu pimpinan rakyat Aceh dapat
ditaklukan. Baik dengan jalan ditangkap maupun menyerahkan diri.
Dengan hilangnya para pemimpin rakyat Aceh, akhirnya Aceh dapat
dikuasai oleh Belanda pada tahun 1904.
Demikianlah tidak ada satu pun rakyat atau kerajaan dan penguasa
di wilayah Nusantara yang menyerah begitu saja kepada penjajah. Mereka
berjuang mempertaruhkan segala harta, masa depan, bahkan nyawa untuk
membela dan mempertahankan kedaulatan sebagai bangsa yang merdeka.
b. Perlawanan pada Abad ke-20
Pada tahun 1900, di saat bangsa Indonesia mulai terbuka dalam
berpikir, maka cara perjuangan untuk merebut kemerdekaan juga mulai
menggunakan pendekatan organisasi pergerakan. Hal itu didukung juga
oleh perubahan kebijakan dari penjajah Belanda dengan mengizinkan
berdirinya sekolah pribumi. Sejarah mencatat beberapa organisasi
pergerakan kemerdekaan yang mempengaruhi perjalanan bangsa Indo-
nesia sampai dengan tercapainya kemerdekaan Indonesia.
Adapun organisasi pergerakan tersebut antara lain adalah Budi
Utomo, Sarekat Islam, Muhamadiyah, Gerakan Pemuda,Taman Siswa,
Gerakan Wanita, Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Gerakan Buruh.
Sejarah bangsa Indonesia mencatat beberapa tokoh bangsa dengan
segala perjuangan dan pengorbanannya. Mereka merelakan berbagai
kepentingan pribadinya untuk membela rakyat. Tokoh-tokoh tersebut
antara lain sebagai berikut.
1)
Raden Ajeng Kartini
R.A. Kartini adalah putri Bupati Jepara, Raden Mas Ario Adipati
Sostroningrat. Dilahirkan tanggal 21 April 1879 di Mayong
Kabupaten Jepara. Beliau adalah perintis kemajuan wanita Indo-
nesia dengan perjuangan emansipasi wanita. Beliau mempunyai
cita-cita mengangkat derajat kaum wanita agar mempunyai hak
dan kecakapan yang sama dengan kaum pria. Beliau berkeinginan
untuk sekolah, namun dilarang oleh orang tuanya.
Sebagai seorang gadis, beliau harus menjalani masa pingitan
sampai masa pernikahan. Hal ini merupakan kewajiban yang harus
dijalani oleh setiap perempuan pada masa itu.
114
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Kegemaran beliau adalah
membaca. Dengan membaca,
pikiran menjadi terbuka lebar.
R.A. Kartini dapat memban-
dingkan kemajuan yang dicapai
wanita yang ada di negeri Barat
dengan wanita di Indonesia. Sejak
saat itulah timbul niatnya untuk
mendirikan sekolah bagi kaum
wanita. Bersamaan dengan itu,
ayahnya meminta agar R.A.
Kartini menikah dengan Bupati
Rembang yang bernama Adipati
Joyodiningrat.
Untung saja, R.A. Kartini
mendapat suami yang baik. Beliau
menikah dengan orang yang memahami betul keinginannya.
Sebagai permulaan dibukalah sekolah Kartini di rumahnya.
Selanjutnya, bermunculan sekolah Kartini di berbagai daerah,
seperti di Semarang, Yogyakarta, Solo, Malang, Madiun, Cilacap,
dan lain-lain.
Sejak masih muda, R.A. Kartini selalu melakukan korespondensi
dengan teman-temannya di negeri Belanda. Di dalam suratnya,
R.A. Kartini selalu menuliskan keinginannya untuk memajukan
kaum wanita di Indonesia. Sekarang, isi surat-suratnya itu
diterbitkan dalam sebuah buku yang berjudul
Habis Gelap Terbitlah
Terang.
R.A. Kartini meninggal pada tanggal 17 September 1904 dalam
usianya yang masih muda, yaitu 25 tahun. Sebagai penghargaan
dan penghormatan kepada beliau, setiap tanggal 21 April
diperingati sebagai hari Kartini.
2)
Dewi Sartika
Dewi Sartika adalah putri dari Raden Rangga Somanagara dan
Raden Ayu Rajapermas. Lahir pada tanggal 4 Desember 1884di
Cicalengka, Jawa Barat. Beliau merupakan tokoh perempuan In-
donesia. Selama hidupnya, ia berusaha memperjuangkan kemajuan
kaun wanita Indonesia agar memiliki kedudukan dan derajat yang
sama dengan kaum pria. Sejak itulah, beliau bercita-cita ingin
mendirikan sekolah perempuan.
Gambar 2.8 R.A. Kartini
Sumber:
Ensiklopedi Nasional Indonesia
115
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Akhirnya, cita-cita tersebut dapat
dicapai pada usia ke-18 tahun.
Tepatnya dengan didirikan
Sakola
Istri
(sekolah perempuan) pada
tanggal 16 Januari 1904. Pada
tahun 1910, sekolah ini berganti
nama menjadi
Sakola Kautamaan
Istri.
Gerakan yang dilakukan
beliau diikuti oleh tokoh-tokoh
lain di Jawa Barat dan Sumatera.
3)
Ki Hajar Dewantara
Nama lain dari beliau adalah Suwardi Suryaningrat. Lahir tanggal
2 Mei 1889 dan dibesarkan di lingkungan keluarga bangsawan
Yogyakarta. Bersama dengan Douwes Dekker dan Dr. Cipto
Mangunkusumo, beliau mendirikan Indische Partij. Beliau pernah
dibuang ke negeri Belanda pada tahun 1913 selama 6 tahun. Pada
saat itulah beliau banyak mempelajari masalah-masalah
pendidikan. Setelah partainya mengalami kemunduran, alat
perjuangan beliau adalah melalui jalur pendidikan. Menurutnya,
kemunduran, kemerosotan, dan ketertinggalan rakyat Indonesia
adalah masalah pendidikan yang belum ditangani dengan baik.
Pada tahun 1922, beliau men-
dirikan Taman Siswa. Sekolah itu
untuk mendidik penduduk supaya
menjadi warga negara yang
mempunyai derajat dan semangat
kebangsaan. Semboyan dari Ki
Hajar Dewantara adalah
Ing
Ngarso Sung Tulodo Ing Madya
Mangun Karso Tut Wuri Handayani.
Jerih payah perjuangan beliau
sangat dirasakan sekali oleh rakyat
Indonesia dari saat memasuki
masa kemerdekaan sampai
sekarang.
Gambar 2.10
Ki Hajar Dewantara
Gambar 2.9
Dewi Sartika
Sumber:
Album Pahlawan Bangsa
Sumber:
Album Pahlawan Bangsa
116
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
4)
Douwes Dekker
Beliau mempunyai nama pang-
gilan Danudirdja Setiabudhi.
Seorang Indo keturunan campuran
antara Belanda Indonesia. Dilahir-
kan tanggal 8 Oktober 1879 di
Pasuruan, Jawa Timur. Pada usia
18 tahun, beliau mulai bekerja
menjadi pegawai perkebunan.
Sering terjadi perselisihan paham
dengan atasannya yang lebih ban-
yak membela pemerintah Hindia
Belanda. Sementara Douwes
Dekker sendiri ingin membela
kepentingan buruh pribumi.
Setelah keluar dari pekerjaannya, beliau menjadi wartawan dan
pimpinan redaksi surat kabar
De Express dan Het Tijdchrift.
Melalui
media tersebut, beliau menyerukan kaum Indo dan kaum pribumi
untuk bersatu bersama-sama menentang penjajahan Belanda.
Pada tanggal 25 Desember 1912, ia bersama teman-temannya, yaitu
Dr. Cipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara mendirikan
partai politik yang bernama Indische Partij. Akan tetapi sangat
disayangkan, beliau dianggap membahayakan pemerintah kolonial
Belanda. Beliau dibuang dengan tokoh organisasi lainnya. Beliau
meninggal di Bandung pada tahun 1949.
5)
Haji Samanhudi
Nama kecilnya adalah Sudarno
Nadi, dilahirkan di Solo pada
tahun 1886. Beliau belajar agama
sambil berdagang batik. Pada
tahun 1911, terjadi persaingan
yang tidak sehat antara pedagang
pribumi dan pedagang Cina.
Pedagang pribumi sering men-
dapat tekanan dari pemerintah
Belanda, sedangkan pedagang
Cina mendapat bantuan dari
Belanda.
Gambar 2.12
. Haji Samanhudi
Gambar 2.11
Douwes Dekker
Sumber:
Album Pahlawan Bangsa
Sumber:
Album Pahlawan Bangsa
117
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Melihat keadaan yang demikian, Haji Samanhudi menghimpun
kekuatan di bidang perdagangan dan agama. Pada tahun 1911,
beliau mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI) di Kota Solo.
Anggota awalnya hanya terdiri atas pedagang batik di Solo saja.
Lahirnya SDI mendapat sambutan yang luas. Dalam waktu yang
sangat singkat cabang-cabang SDI muncul di berbagai tempat di
luar Kota Solo. Pada tanggal 10 September 1912, nama Serikat
Dagang Islam dirubah menjadi Serikat Islam (SI). Haji Samanhudi
diangkat menjadi ketuanya sampai tahun 1914. Sesudah itu, SI
dipimpin oleh Haji Oemar Said Cokroaminoto.
Sejak tahun 1920, beliau tidak aktif lagi di dalam kegiatan partai
karena kesehatannya sering terganggu. Namun perhatiannya
terhadap perjuangan pergerakan nasional tidak pernah surut.
Beliau meninggal pada tanggal 28 Desember 1956 di Klaten dan
dimakamkan di Desa Banaran Kecamatan Grogol Sukoharjo Jawa
Tengah.
6)
Muhammad Husni Thamrin
Dilahirkan di Jakarta tanggal 16
Februari 1894. Setelah tamat dari
HBS (setingkat SMP), beliau
bekerja pada pemerintahan
Belanda. Beliau sangat memer-
hatikan kemajuan masyarakat
Betawi (Jakarta) khususnya dan
bangsa Indonesia umumnya.
Pada tahun 1919, beliau menjadi anggota Dewan Kota Batavia
(Jakarta). Di Dewan Kota, ia banyak menyuarakan kemajuan bagi
bangsa Indonesia. Karena kemampuannya, beliau diangkat
menjadi wakil wali kota, namun tidak menyurutkan kecamannya
terhadap penjajah Belanda yang menindas bangsa Indonesia.
Tahun 1927, beliau diangkat menjadi anggota Volstraad (DPR) dan
membentuk fraksi nasionalis untuk memperkuat golongan
nasionalis. Sebagai wakil rakyat, beliau bersama Kusumo Utomo
mengadakan peninjauan ke Sumatra untuk meninjau nasib buruh
Gambar 2.13
M. Husni Thamrin
Sumber:
Album Pahlawan Bangsa
118
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
perkebunan yang sangat menderita. Kegiatannya di Partai Indo-
nesia Raya (Parindra) menjadikan beliau dicurigai oleh Belanda.
Pada tahun 1939, beliau mengajukan mosi agar istilah
Nederlands
Indie
diganti menjadi istilah Indonesia. Sebagai akibatnya, Belanda
mengenakan tahanan rumah pada tanggal 6 Januari 1941. Beliau
meninggal dunia karena sakit pada tanggal 11 Januari 1941 dan
dimakamkan di pemakaman Karet, Jakarta.
7)
Otto Iskandardinata
Dilahirkan di Kota Bandung tanggal 31 Maret 1897. Pada masa
Belanda beliau menamatkan pendidikan di sekolah guru.
Kemudian menjadi guru SMA di Purworejo dan Banjarnegara, aktif
di dalam organisasi Budi Utomo di Pekalongan dan menjadi wakil
ketua Budi Utomo Pekalongan juga menjadi anggota Dewan Kota.
Di lembaga inilah beliau mengkritik Belanda yang mengakibatkan
penderitaan bagi rakyat. Oleh karena itu, beliau berselisih paham
bahkan sampai bertengkar hebat dengan Residen Pekalongan pada
waktu itu.
Otto Iskandardinata pindah ke
Jakarta dan mengajar di Perguruan
Tinggi Muhamadiyah. Ia aktif pula
dalam kepengurusan Paguyuban
Pasundan cabang Jakarta. Berkat
usahanya, Paguyuban Pasundan
banyak mendirikan sekolah.
Akhirnya. beliau terpilih menjadi
wakil rakyat dalam Volstraad.
Pada bulan Oktober 1945, beliau
diculik oleh sekelompok peng-
khianat bangsa. Beliau tewas
dibunuh di daerah Mauk Banten
tanggal 20 Desember 1945, ma-
kamnya kemudian dipindahkan ke
Bandung.
2. Masa Pendudukan Jepang
Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour (Hawaii)
dibom oleh tentara Jepang pada tanggal 8 Desember 1941. Gubernur
Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenborgh menyatakan perang
Gambar 2.14
Otto Iskandardinata
Sumber:
Album Pahlawan Bangsa
119
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
terhadap Jepang. Bala tentara Jepang dengan cepat bergerak masuk ke
wilayah Asia Tenggara. Untuk menghadapi serangan Jepang tersebut
dibentuklah ABDACOM (American British Dutch Australian Command)
dipimpin oleh Jenderal Sir Archibald Wavell dan bermarkas di Lembang
Bandung. Namun kenyataannya, pada tanggal 8 Maret 1942 pemerintah
Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Penyerahan ini
ditandatangani oleh Letnan Jenderal Terpoten sebagai Panglima Angkatan
Perang Hindia Belanda kepada Letnan Jenderal H. Imamura sebagai
pimpinan angkatan perang Jepang. Semenjak, itu Jepang berkuasa di In-
donesia.
Kedatangan Jepang ke Indonesia oleh bangsa Indonesia semula
disambut dengan gembira sebagai bangsa pembebas penjajahan Belanda.
Hal ini ditandai dengan adanya pembebasan pemimpin pergerakan
kemerdekaan oleh Jepang, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Ki Hajar
Dewantara.
Selanjutnya, Jepang memeras rakyat Indonesia untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan perang dengan Sekutu. Caranya dengan
mewajibkan rakyat Indonesia untuk menyerahkan kekayaan yang
dimilikinya dan memeras tenaga dan waktu. Rakyat Indonesia harus
bekerja tanpa adanya jaminan keselamatan dan perbekalan. Rakyat
dipaksa membuat benteng-benteng pertahanan, lubang-lubang
persembunyian dan perlindungan serta goa-goa untuk menyimpan
perbekalan dan pertahanan Jepang. Selain itu, diterapkan juga sistem kerja
paksa dengan nama
romusa
.
Untuk membantu tentara Jepang dalam perang melawan Sekutu,
pemuda Indonesia dikerahkan menjadi pembantu prajurit dengan sebutan
Heiho
Gatot Mangkupraja mengusulkan pembentukan Peta (Pembela Tanah
Air) untuk menjaga keadaan Indonesia dari serangan musuh (Sekutu).
Usul ini disetujui oleh Jepang. Berduyun-duyunlah para pemuda Indo-
nesia mendaftarkan diri untuk menjadi tentara Peta.
Selama di Indonesia, Jepang telah bertindak keterlaluan dan
menyebabkan segala aturan yang ada di masyarakat terinjak-injak. Mereka
pun telah menyebabkan penderitaan yang sangat berat, baik lahir maupun
batin. Oleh karena itu, timbullah perlawanan dari rakyat Indonesia.
Perlawanan rakyat Indonesia ini dapat digolongkan dalam 3 bagian
sebagai berikut:
a.
Melalui perjuangan organisasi yang dibentuk oleh Jepang, antara
lain;
120
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Tugas
1)
perjuangan dari Gerakan 3A yang dipimpin oleh Syamsudin SH,
tahun 1943;
2)
Putera (Perjuangan Pusat Tenaga Rakyat) yang dipimpin oleh Ir.
Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, Kiai Haji Mas
Mansur tahun 1943;
3)
perjuangan Peta (Pembela Tanah Air) tahun 1943.
b.
Melalui gerakan bawah tanah, yaitu perjuangan yang bertentangan
dengan kehendak pemerintah Jepang, antara lain:
1)
perjuangan yang dipimpin oleh Amir Sjarifudin tahun 1943;
2)
perjuangan yang dipimpin oleh Sutan Sahrir tahun 1943;
3)
perjuangan yang dipimpin Sukarni;
4)
perjuangan yang dipimpin Ahmad Subarjo, SH tahun 1943.
c.
Perjuangan yang dilakukan rakyat, yaitu:
1)
perjuangan rakyat Aceh yang dipimpin oleh Teungku Abdul Jalil
tahun 1942;
2)
perjuangan rakyat Karangampel Sindang Kabupaten Indramayu
yang dipimpin oleh Haji Hadriyan tahun 1944;
3)
perjuangan rakyat Sukamanah Kabupaten Tasikmalaya yang
dipimpin oleh Haji Zaenal Mustofa tahun 1943;
4)
perjuangan rakyat Blitar yang dipimpin oleh Supriadi tanggal 14
Pebruari 1945.
1.
Kunjungilah perpustakaan sekolahmu dan bacalah buku
sejarah tentang perjuangan rakyat Indonesia dalam
mengusir penjajahan Belanda. Jika perlu pinjam buku untuk
di bawa ke rumah. Buatlah laporan buku yang kamu baca
dan serahkan hasilnya pada guru.
2.
Buatlah karangan singkat tentang perjuangan tokoh rakyat
Indonesia dalam mngusir penjajahan Belanda dan
pendudukan Jepang.
3.
Adakah monumen tokoh perjuangan rakyat Indonesia di
kotamu? Jika ada sebutkan namanya dan latar belakang
didirikannya monumen tersebut? Buatkan laporannya di
buku tulis!
121
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
1.
Perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan bangsa
penjajah ada yang bersifat kedaerahan dan nasional.
2.
Penjajahan Belanda di Indonesia ditandai dengan adanya
sistem monopoli VOC dan sistem tanam paksa yang sangat
merugikan rakyat Indonesia.
3.
Beberapa perlawanan daerah terhadap penjajahan Belanda
di Indonesia dipimpin oleh tokoh perjuangan rakyat Indo-
nesia, yaitu Pattimura di Maluku, Iman Bonjol di Sumatera
Barat, Pangeran Diponegoro di Jawa, Pangeran Antasari di
Kalimantan, raja-raja Bali, dan rakyat Aceh.
4.
Pendudukan Jepang di Indonesia ditandai dengan adanya
sistem kerja paksa (romusha) yang sangat menyiksa rakyat.
A. Isi titik-titik berikut ini pada buku tulismu!
1.
Pedagang Eropa yang datang pertama kali ke wilayah Nusantara
berasal dari negara . . . dan negara . . . .
2.
VOC singkatan dari . . . .
3.
Arti VOC adalah . . . .
4.
Reaksi ketidaksukaan bangsa Indonesia terhadap Belanda (VOC)
adalah sejak diterapkannya sistem . . . .
5.
Tokoh perlawanan rakyat Maluku terhadap Belanda adalah . . . .
6.
Pemimpin kaum Padri adalah . . . .
7.
Pengikut ajaran Wahabi disebut . . . .
8.
Dalam Perang Padri, Belanda menggunakan siasat . . . .
9.
Pangeran Diponegoro sewaktu kecil bernama . . . .
10.
Campur tangan Belanda mengakibatkan Kerajaan Mataram
menjadi . . . . kerajaan kecil.
R
angkuman
Uji Kompetensi
122
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
11.D
aendels memasang tonggak-tonggak di atas tanah milik Pangeran
Diponegoro, tepatnya di daerah . . . .
12. Gelar Pangeran Diponegoro adalah . . . .
13. Gelar yang dimiliki oleh Pangeran Antasari adalah . . . .
14. Pangeran Antasari tidak berdiam diri di istana kerajaan, tetapi
memilih tinggal di . . . .
15. Hak raja Bali merampas perahu yang terdampar di wilayahnya
disebut . . . .
16. Perang sampai darah penghabisan di Kerajaan Bali disebut . . . .
17. Pemimpin rakyat Aceh saat Belanda melakukan ekspedisi militer
kedua adalah. . . .
18. . . . . adalah misionaris Belanda yang ditugaskan di Aceh.
19. Tulisan R.A. Kartini yang dikumpulkan dan akhirnya diterbitkan
menjadi buku berjudul . . . .
20. Dewi Sartika mendirikan sekolah dengan nama . . . .
21. Indische Partij didirikan oleh . . . .
22. Anggota asal dari Serikat Dagang Islam adalah . . . .
23. Yang mengajukan mosi di Volstraad agar istilah
Nederlands Indie
diganti dengan istilah Indonesia adalah . . . .
24.
Otto Iskandardinata aktif dalam organisasi. . . . pada saat di
Pekalongan.
25. ABDACOM singkatan dari . . . .
B. Jawab soal-soal berikut ini pada buku tulismu!
1.
Jelaskan siasat perang Belanda pada saat menghadapi pasukan
Pangeran Diponegoro!
2.
Apakah yang dimaksud dengan gerakan Wahabi?
3.
Apakah perbedaan Teuku dan Teungku di kalangan rakyat Aceh?
4.
Mengapa kedatangan Jepang pada awalnya disambut gembira oleh
rakyat Indonesia?
5.
Jelaskan perlawanan rakyat Indonesia terhadap pendudukan
Jepang digolongkan dalam 3 bagian!
123
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
B. Jasa dan Peranan Tokoh Pejuang dalam
Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia
Para tokoh dan pemimpin bangsa Indonesia di dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia telah mengadakan berbagai usaha. Usaha-usaha
yang dilakukannya itu untuk menjadi panduan bilamana Indonesia telah
merdeka.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh para pemimpin dan
tokoh bangsa Indonesia dalam mempersiapkan kemerdekaan. Hal ini
ditujukan supaya proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan sesuai
dengan waktu yang tepat. Diharapkan juga agar proklamasi kemerdekaan
dapat diketahui oleh seluruh rakyat Indonesia. Kenyataannya, justru
proklamasi ini bukan hanya dapat diketahui rakyat Indonesia yang ada
di wilayah Indonesia, tetapi menyebar ke luar negeri.
1. Perumusan Dasar Negara
Gambar 2.15
Suasana persidangan BPUPKI
Untuk membuktikan bahwa Jepang bersungguh-sungguh
memperhatikan keinginan bangsa Indonesia untuk merdeka, dibentuklah
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
yang dalam bahasa Jepangnya disebut
Dokuritsu Junbi Cosakai
. BPUPKI
diketuai oleh dr. Radjiman Wedyodiningrat, dibantu oleh dua ketua muda
yakni Icibangase, seorang Jepang dan R. Surono orang Indonesia. Tugas
pokoknya melakukan penyelidikan terhadap usaha-usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia. Untuk itulah BPUPKI membentuk panitia, yaitu:
Sumber:
Sejarah Nasional Indonesia
124
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
a.
Panitia Sembilan yang diketuai oleh Ir. Soekarno, tugasnya
merumuskan rancangan pembukaan undang-undang dasar;
b.
Panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno (dalam
panitia ini dibentuk lagi panitia kecil yang diketuai oleh Prof.Dr.
Soepomo);
c.
Panitia Ekonomi dan Keuangan yang diketuai oleh Drs. Moch.
Hatta;
d.
Panitia Pembela Tanah Air yang diketuai oleh Abikusno
Cokrosuyoso.
BPUPKI dalam melaksanakan tugasnya telah berhasil mengadakan
2 kali. Sidang itu yang dilakukan pada 2 tahap, yaitu sebagai berikut.
a. Sidang Pertama (29 Mei - 1 Juni 1945)
Dasar negara merupakan pembahasan pokok dalam sidang pertama
ini. Ketua BPUPKI pada masa sidang ini meminta kepada seluruh anggota
BPUPKI untuk memberi masukan, baik saran, usul maupun pendapat
tentang dasar negara Indonesia yang akan dipakai apabila sudah merdeka.
Permintaan dari Ketua BPUPKI itu disambut baik oleh seluruh
anggota, terutama oleh 3 tokoh bangsa Indonesia. Mereka adalah
Muhammad Yamin, Prof.Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.
Dari 3 tokoh Indonesia ini yang pertama mendapat kesempatan
menyampaikan pendapatnya adalah Mohammad Yamin pada tanggal 29
Mei 1945. Dalam pidatonya, beliau menyampaikan
azas dasar negara
kebangsaan Indonesia
. Isinya adalah:
1)
Perikebangsaan,
2)
Perikemanusiaan
,
3)
Periketuhanan,
4)
Perikerakyatan,
5)
Kesejahteraan Rakyat.
Gambar 2.16
. Muhamad Yamin
Sumber:
Album Pahlawan Bangsa
125
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 31 Mei 1945 giliran Prof.Dr. Soepomo diberi kesempatan
untuk menyampaikan pendapatnya. Gagasannya sebagai berikut:
1)
Persatuan,
2)
Kekeluargaan,
3)
Keseimbangan lahir dan
batin,
4)
Masyarakat,
5)
Keadilan rakyat.
Terakhir, pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan
pendapatnya tentang dasar negara. Pidatonya dinamakan
Lahirnya
Pancasila,
sebagai berikut:
1)
Kebangsaan Indonesia,
2)
Internasionalisme atau peri-
kemanusiaan,
3)
Mufakat atau demokrasi,
4)
Kesejahteraan sosial,
5)
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pada saat itu, seluruh anggota hanya diminta untuk mendengarkan
tentang pandangan umum pembentukan dasar negara. Setelah itu, sidang
memasuki masa istirahat (reses) selama 1 bulan. Sebelum masa reses itu
dilaksanakan, BPUPKI membentuk panitia kecil. Panitia kecil itu diketuai
oleh Ir. Soekarno, dengan anggotanya, yaitu Drs. M. Hatta, Sutardjo
Kartohadikusumo, K.H. Wachid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Otto
Iskandardinata, Moh. Yamin, dan A.A. Maramis. Panitia kecil ini
Gambar 2.17.
Prof.Dr. Soepomo
Gambar 2.18
. Ir. Soekarno
Sumber:
Album Pahlawan Bangsa
Sumber:
Album Pahlawan Bangsa
126
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
mempunyai tugas menampung saran, usul, gagasan dari seluruh anggota
BPUPKI tentang dasar negara yang nantinya diserahkan kepada
Sekretariat BPUPKI.
Pada sebuah pertemuan, panitia kecil membentuk sebuah panitia kecil
lainnya yang berjumlah 9 orang. Panitia kecil ini disebut
Panitia Sembilan
dan diketuai oleh Ir. Soekarno.
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan berhasil merumuskan
maksud dan tujuan pembentukan negara Indonesia Merdeka. Hasil kerja
panitia kecil ini dinamakan
Jakarta Charter
atau Piagam Jakarta. Isinya
sebagai berikut:
1)
Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluknya;
2)
(menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan beradab;
3)
Persatuan Indonesia;
4)
(dan) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan;
5)
(serta dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
b. Sidang Kedua (10 - 17 Juli 1945)
Pembahasan pokok di sidang yang kedua ini adalah rencana undang-
undang dasar dan pembukaannya. Untuk itulah BPUPKI membentuk
sebuah panitia yang dinamakan
Panitia Perancang Undang-Undang Dasar
.
Panitia ini diketuai oleh Ir. Soekarno dengan jumlah anggota 18 orang.
Di akhir sidang kedua ini, Ir. Soekarno menyampaikan laporan hasil
kerja seluruh panitia yang ada, antara lain:
1)
Pernyataan Indonesia merdeka;
2)
Pembukaan Undang-Undang Dasar;
3)
Batang Tubuh Undang-Undang Dasar.
2. Pembentukan PPKI
BPUPKI dinyatakan telah selesai melaksanakan tugasnya, maka pada
tanggal 7 Agustus 1945 dibubarkan. Untuk menggantikan lembaga
tersebut dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
atau dalam bahasa Jepang dinamakan
Dokuritsu Junbi Iinkai
. Tokoh-tokoh
bangsa Indonesia pada saat itu, yakni Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan
dr. Radjiman Wedyodiningrat. Untuk kepentingan peresmian, lembaga
PPKI ini dipanggil oleh Panglima Tentara Jepang untuk wilayah Asia
127
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Tenggara
Jenderal Terauchi
yang berkedudukan di Dalat, Vietnam pada
tanggal 9 Agustus 1945.
Jenderal Terauchi pada saat itu bukan saja meresmikan pembentukan
PPKI, tetapi juga menunjuk Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai ketua
dan wakil ketua dari PPKI. Selain itu juga ada hal yang sangat penting
dan menunjukkan bahwa kedudukan Jepang pada saat itu sudah lemah.
Hal itu adalah pernyataan bahwa pelaksanaan kemerdekaan Indonesia
diserahkan kepada bangsa Indonesia sendiri.
Peristiwa yang cukup penting setelah pembentukan PPKI, yaitu
penyerahan Jepang terhadap Sekutu yang dilaksanakan pada tanggal 14
Agustus 1945 dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus
1945. Suasana kemedekaan yang penuh dengan gejolak tidak
memungkinkan jalannya pemerintahan negara Indonesia yang baru
merdeka dapat dilaksanakan sesuai dengan kehidupan negara pada
umumnya yang sudah mapan. Untuk itulah bapak pendiri negara kita
berinisiatif untuk segera membentuk alat kelengkapan negara melalui
lembaga PPKI.
PPKI dalam sidangnya yang dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1945,
sehari setelah negara Indonesia terbentuk berhasil membuat ketetapan
sebagai berikut:
a.
menetapkan UUD 1945 sebagai UUD Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
b.
Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai presiden dan wakil
presiden;
c.
Komite Nasional Indonesia sebagai pembantu presiden sebelum
MPR dan DPR dibentuk.
3. Sikap Menghargai Jasa Tokoh Pejuang dalam
Mempersiapkan Kemerdekaan
Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai para
pahlawannya, demikianlah pepatah yang berlaku. Tokoh-tokoh bangsa
Indonesia telah memberi teladan bagaimana caranya berkorban untuk
kepentingan bangsa dan negara. Begitu juga tidak ada persoalan, baik
kecil maupun besar yang tidak dapat diselesaikan apabila kita semua
mempunyai itikad untuk menyelesaikan dengan cara musyawarah.
Selain meneladani sikap yang telah diperlihatkan oleh para tokoh
bangsa Indonesia, kita juga harus menghargai hasil karya mereka.
Pancasila dan UUD 1945 adalah hasil karya besar para tokoh bangsa In-
128
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Kegiatan
donesia yang harus dijaga keberadaannya. Namun, bukan berarti kita
tidak dapat menyesuaikan hasil karya mereka itu dengan keadaan zaman
yang terus berkembang dari waktu ke waktu.
Ingat, Pancasila dan UUD 1945 dibuat oleh tokoh bangsa Indonesia
dalam waktu yang singkat dan dalam keadaan masa-masa genting.
Terlebih pada saat itu pemerintah pendudukan Jepang terus
mengawasinya. Untuk itu, kewajiban kitalah sebagai generasi penerus
bangsa menjaga hasil karya besar para tokoh bangsa Indonesia. Kita juga
harus melanjutkan cita-cita mereka menuju bangsa Indonesia yang maju
dalam segala hal. Apabila kita tidak dapat meraih cita-cita tersebut
sangatlah disayangkan pengorbanan yang telah diberikan mereka untuk
terwujudnya negara Indonesia ini.
1.
Buatlah karangan singkat tentang kekejaman pendudukan
Jepang terhadap rakyat Indonesia. Tulislah di buku tulismu!
2.
Diskusikan dengan kelompok belajarmu tentang Peta,
Heiho, putera, BPUPKI dan PPKI.
1.
Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia secara resmi
menyerah pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati Kabupaten
Subang, Jawa Barat. Waktu itu, Letnan Jenderal Ter Poorten
menyerah kepada Letnan Jenderal Imamura.
2.
Pada mulanya, kedatangan Jepang disambut dengan gembira
oleh rakyat Indonesia karena telah membebaskan rakyat In-
donesia dari penjajahan Belanda.
3.
Tokoh bangsa Indonesia dalam mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia terdapat di lembaga BPUPKI dan PPKI.
R
angkuman
129
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
A. Isi titik-titik berikut ini pada buku tulismu!
1.
BPUPKI dibentuk oleh . . . .
2.
Dalam bahasa Jepang, BPUPKI disebut . . . .
3.
BPUPKI singkatan dari . . . .
4.
Panitia Sembilan BPUPKI diketuai oleh . . . .
5.
Panitia Ekonomi BPUPKI diketuai oleh . . . .
6.
Sidang BPUPKI yang pertama dilaksanakan pada tanggal . . . .
7.
Sidang BPUPKI yang kedua dilaksanakan pada tanggal . . . .
8.
PPKI singkatan dari . . . .
9.
Dalam bahasa Jepang, PPKI disebut . . . .
10. Pidato Moh. Yamin di hadapan sidang BPUPKI dinamakan . . . .
11.
. . . . adalah nama pidato Ir. Soekarno di depan sidang BPUPKI.
12. BPUPKI pada sidang kedua membentuk . . . .
13. Panglima Tentara Jepang di wilayah Asia Tenggara bernama . . . .
14.
Maksud pemanggilan Bung Karno dan Bung Hatta serta dr.
Radjiman ke Dalat Vietnam adalah . . . .
15.
Pembentukan alat kelengkapan negara Indonesia yang baru
merdeka dilakukan oleh . . . .
16. Pancasila dan UUD 1945 dirumuskan pada saat Indonesia dalam
keadaan . . . .
17. Tokoh bangsa Indonesia telah memberi teladan yang baik bahwa
segala masalah dapat diselesaikan dengan cara . . . .
18. Hasil kerja Panitia Sembilan BPUPKI pada tanggal 22 Juni 1945
adalah . . . .
19. Tugas Panitia Sembilan BPUPKI adalah . . . .
20. . . . . dan . . . . ditunjuk oleh Jepang menjadi Ketua dan Wakil
Ketua PPKI.
Uji Kompetensi
130
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
B. Jawab soal-soal berikut ini pada buku tulismu!
1.
Tuliskan panitia yang ada dalam BPUPKI!
2.
Tuliskan isi dari Piagam Jakarta!
3.
Bagaimanakah cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam
mempersiapkan kemerdekaan?
4.
Mengapa Jepang membentuk BPUPKI?
5.
Apakah isi dari ketetapan sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945?
C. Jasa dan Peranan Tokoh Pejuang dalam
Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia
Proklamasi kemerdekaan Indonesia sebetulnya merupakan bagian
dari pidato proklamasi yang disampaikan oleh Ir. Soekarno sebagai wakil
bangsa Indonesia. Proklamasi tersebut dibacakan tanggal 17 Agustus 1945
pukul 10.00 WIB bertempat di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta.
Terjadinya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui proses yang
panjang. Sejarah mencatat bahwa sebelum kedatangan bangsa penjajah,
di wilayah Nusantara ini telah berdiri negara-negara yang dikenal dengan
kerajaan-kerajaan yang berdaulat. Namun, karena adanya politik adu
domba dari pihak penjajah, wilayah Nusantara dapat dikuasai. Sebagai
akibatnya, rakyat Indonesia hidup dalam alam penderitaan. Reaksi dari
rakyat adalah melakukan perlawanan terhadap penjajah.
Setelah melalui waktu yang sangat lama disertai pengorbanan besar
dari seluruh rakyat Indonesia, akhirnya kemerdekaan dapat diwujudkan.
Adapun saat menjelang diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia bisa
ditegaskan dimulai pada tanggal 16 Agustus 1945. Pada waktu itu terjadi
penculika terhadap 2 tokoh bangsa Indonesia yang paling terkemuka,
yaitu Ir. Soekarno dan Drs. M. Hatta oleh para pemuda pejuang Indone-
sia dari Jakarta ke Rengasdengklok Karawang Jawa Barat. Maksud mereka
agar kedua tokoh ini terhindar dari pengaruh ancaman dan tekanan
pemerintah pendudukan Jepang.
Kedua tokoh itupun menegaskan bahwa tidak akan ada tekanan yang
mampu menggoyahkan perjuangan bangsa Indonesia. Akhirnya, mereka
dikembalikan lagi ke Jakarta dan diamankan di rumah Laksamana Muda
Tadasyi Maeda sebagai penguasa Jepang di daerah Jawa (yang simpati
terhadap perjuangan rakyat Indonesia untuk merdeka).
Di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda itulah naskah proklamasi
dirumuskan oleh 3 orang pemimpin golongan tua, yaitu Ir. Soekarno, Drs.
131
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
M. Hatta, dan Mr. Achmad Soebardjo. Perumusan naskah proklamasi juga
disaksikan 3 orang wakil golongan muda, yaitu Sukarni, B.M. Diah, dan
Mbah Diro. Setelah selesai ditulis, naskah proklamasi diketik oleh Sayuti
Melik. Kemudian, Ir. Soekarno dan Drs. M. Hatta menandatanganinya
atas nama bangsa Indonesia.
1. Tokoh-Tokoh Bangsa dalam Mempersiapkan
Kemerdekaan
Perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia untuk kemerdekaan
bangsa telah melahirkan tokoh-tokoh pejuang. Mulai dari tokoh-tokoh
yang berjuang melawan kekuasaan Belanda sampai tokoh-tokoh yang
mempersiapkan kemedekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945. Adapun
tokoh-tokoh bangsa yang terlibat langsung dalam mempersiapkan
kemerdekaan itu, antara lain sebagai berikut.
a.
Ir. Soekarno, ditetapkan sebagai
Pahlawan Proklamator
dengan
sapaan akrabnya Bung Karno. Beliau dilahirkan pada tanggal 6
Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur. Beliau mulai aktif berjuang pada
masa pergerakan nasional dengan memimpin Partai Nasional In-
donesia (PNI). Pada masa pendudukan Jepang, beliau menjadi
salah seorang pemimpin organisasi Putera (Pusat Tenaga Rakyat).
Di dalam keanggotaan BPUPKI, beliau menjadi ketua Panitia
Sembilan. Selanjutnya menjadi ketua PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) sebagai pengganti BPUPKI.
b.
Drs. Muhammad Hatta, ditetapkan sebagai
Pahlawan Proklamator
.
Panggilan akrabnya adalah Bung Hatta. Dilahirkan di Sumatra
Barat pada tanggal 12 Agustus 1902. Beliau berjuang sejak zaman
pergerakan nasional, dimulai di negeri Belanda. Beliau mendirikan
organisasi Perhimpunan Indonesia. Pada masa pendudukan
Jepang, beliau dikenal dengan julukan
Dwi Tunggal
bersama Bung
Karno. Beliau aktif dalam mempersiapkan kemerdekaan Indone-
sia, menghadiri rapat PPKI di rumah Laksamana Maeda, dan
mendampingi Bung Karno dalam pembacaan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
c.
Mr. Achmad Soebardjo, merupakan golongan tua pada saat
menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ia dilahirkan
tanggal 23 Maret 1897 di Karawang Jawa Barat. Ia aktif dalam
perjuangan pergerakan nasional, termasuk anggota PPKI, serta
terlibat dalam perumusan rancangan Undang-Undang Dasar.
132
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
d.
Laksamana Tadashi Maeda, seorang Perwira Angkatan Laut Jepang
dengan jabatan Wakil Komandan Angkatan Laut Jepang di Jakarta.
Ia merupakan teman baik Mr. Akhmad Soebardjo dan bersimpati
terhadap perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu, rumahnya
dijadikan sebagai tempat pertemuaan para pejuang Indonesia
untuk merumuskan naskah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal
16 Agustus 1945.
e.
Fatmawati adalah istri Bung Karno, dilahirkan di Bengkulu pada
tahun 1923. Ia berjasa menjahitkan Bendera Pusaka Merah Putih.
Bendera tersebut dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di
halaman rumahnya yang sekaligus tempat dibacakan naskah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur
Nomor 56 Jakarta.
f.
Latif Hendraningrat, seorang pejuang kemerdekaan. Pada masa
pendudukan Jepang menjadi anggota Peta (Pembela Tanah Air).
Beliau adalah penggerek Bendera Merah Putih tanggal 17 Agustus
1945. Beliau membawa Ir Soekarno dan Drs. M. Hatta ke Rengas-
dengklok Karawang.
g.
Chaerul Saleh, seorang aktivis pemuda dalam pergerakan nasional.
Ia dilahirkan tanggal 13 September 1916 di Sawahlunto, Sumatera
Barat. Ia menjadi anggota Angkatan Muda Indonesia pada saat
pendudukan Jepang, tetapi akhirnya ia sangat dibenci oleh pihak
Jepang. Ia menjadi pemimpin pertemuan di gedung Bakteriologi
Jakarta (sekarang Universitas Indonesia) yang menginginkan
kemerdekaan tanpa ada peran dari PPKI. Menurutnya, PPKI
merupakan bentukan Jepang.
h.
Wikana, aktif dalam organisasi kepemudaan pada masa Jepang.
Ia dilahirkan tanggal 13 September 1916 di Sumedang Jawa Barat.
Ia merupakan wakil dari golongan muda yang menghadap Ir.
Soekarno bersama Darwis untuk menyampaikan hasil rapat para
pemuda Indonesia di gedung Bakteriologi. Ia juga ikut
mengusulkan agar proklamasi diadakan di Jakarta.
i.
Sukarni, dilahirkan tanggal 14 Juli 1916 di Blitar, Jawa Timur. Ia
aktif sebagai anggota organisasi pemuda Angkatan Baroe Indone-
sia dan Gerakan Rakyat Baru yang bertujuan Indonesia Merdeka.
Selama pendudukan Jepang, ia bekerja di kantor berita Domei,
Sandenbu, dan kantor pusat Seinendan. Ia juga mengusulkan agar
naskah proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh
Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia.
133
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Gambar 2.19
Para tokoh Pejuang persiapan kemerdekaan
2. Sikap Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Pejuang
dalam Memproklamasikan Kemerdekaan
Kemerdekaan adalah jembatan emas untuk menuju Indonesia yang
dicita-citakan. Cita-cita itu adalah terwujudnya masyarakat yang adil dan
makmur. Hal tersebut sesuai dengan apa yang tercantum dalam tujuan
negara Indonesia sebagai berikut:
a.
melindungi segenap tumpah darah Indonesia;
b.
meningkatkan kesejahteraan umum;
c.
mencerdaskan kehidupan bangsa;
d. turut serta di dalam menciptakan perdamaian dunia.
Sumber:
Album Pahlawan Bangsa
Chaerul Saleh
Fatmawati
Moh. Hatta
Ir. Soekarno
Latif Hendraningrat
Mr. Achmad Soebardjo
Wikana
Laksamana Maeda
Sukarni
134
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Kegiatan
Untuk terwujudnya cita-cita tersebut di atas, masyarakat Indonesia
harus bekerja keras dan saling bekerja sama. Seperti halnya telah
dicontohkan oleh para pahlawan bangsa Indonesia dalam perjuangannya
mencapai kemerdekaan Indonesia.
Sebagai generasi penerus bangsa, sudah merupakan suatu kewajiban
untuk meneruskan perjuangan itu. Tentu saja bentuk perjuangan itu harus
disesuaikan dengan keadaan zaman dan kemampuan kita masing-masing.
Yang jelas, kita berkewajiban mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang
berguna.
Untuk menghargai jasa para pahlawan tersebut, ada hal yang perlu
diperhatikan dan dilaksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari, antara
lain sebagai berikut.
a.
Bertanggung jawab sebagai warga negara. Sebagai warga negara,
kita mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap negara.
Misalnya, hal pembelaan negara dan menghormati lambang-
lambang negara sebagai simbol pemersatu bangsa serta ketaatan
membayar pajak tepat waktunya. Selain itu juga ikut
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang ada.
b.
Kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Untuk
kepentingan bangsa dan negara, kita harus mempunyai sikap rela
berkorban dengan tidak mementingkan pribadi atau golongan.
Misalnya, merelakan sebagian milik pribadi untuk kepentingan
umum, seperti untuk pembangunan jalan dan memberikan
sumbangan kepada korban becana alam.
c.
Menanamkan pengertian di dalam hati, bahwa perjuangan untuk
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan merupakan ibadah
sebagimana diajarkan oleh agama.
d. Adanya sikap saling menghormati antarmanusia.
e.
Bersikap dan berbuat adil terhadap sesama manusia.
1.
Carilah bahan-bahan yang menceritakan peranan tokoh
bangsa Indonesia dalam memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Tulislah di buku tulismu!
2.
Buatlah kliping yang memuat tentang detik-detik
dibacakannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia!
135
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
1.
Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan bagian
dari pidato Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 yang
disampaikan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
2.
Sehari sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
dikumandangkan terjadi peristiwa penculikan terhadap Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta oleh para pemuda pejuang In-
donesia dari Jakarta ke Rengasdengklok Karawang, Jawa Barat.
3.
T
okoh bangsa Indonesia yang terlibat dalam memprok-
lamasikan kemerdekaan Indonesia, antara lain dari golongan
tua dan golongan muda.
A. Isi titik-titik berikut ini pada buku tulismu!
1.
Penjajahan yang pernah ada di bumi Nusantara disebabkan politik
. . . . yang dilakukan oleh bangsa asing.
2.
Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta diculik para pemuda pejuang ke
daerah Karawang tepatnya di . . . .
3.
Orang Jepang yang rumahnya dipakai untuk merumuskan teks
proklamasi kemerdekaan bernama . . . .
4.
Gelar proklamator diberikan kepada. . . .
5.
Achmad Subardjo pada saat perumusan teks proklamasi
kemerdekaan termasuk ke dalam golongan . . . .
6.
Bendera Pusaka Merah Putih dijahit oleh . . . .
7.
Kemerdekaan Indonesia disebut sebagai jembatan . . . .
8.
Penyebab adanya penculikan terhadap Bung Karno dan Bung
Hatta adalah . . . .
9.
Tujuan negara Indonesia tercantum pada . . . .
10. Sebelum adanya penjajahan, di wilayah Nusantara telah berdiri
kerajaan-kerajaan yang berdaulat. Salah satu kerajaan itu adalah
. . . .
Uji Kompetensi
R
angkuman
136
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
11.T
eks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah salah satu bagian
dari . . . .
12. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan di sebuah rumah
di Jalan . . . .
13. Golongan muda pada saat teks Proklamasi Kemerdekaan Indone-
sia dirumuskan salah satunya adalah . . . .
14. Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta menandatangani teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia atas nama . . . .
15. Pada saat proklamasi kemerdekaan, Indonesia sedang ada dalam
pendudukan . . . .
16. Organisasi yang dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta adalah . . . .
17. Bung Karno pada saat pendudukan Jepang menjadi salah satu
pemimpin . . . .
18. Bung Karno dan Bung Hatta mendapat julukan . . . .
19.
Ir. Soekarno pada masa pendudukan Jepang bekerja di kantor
berita . . . .
20. Penggerek Bendera Pusaka Merah Putih tanggal 17 Agustus 1945
adalah . . . .
B
Jawab soal-soal berikut ini pada buku tulismu!
1.
Tuliskan isi dari tujuan negara Indonesia!
2.
Salah satu cara untuk menghargai jasa pahlawan adalah
bertanggungjawab sebagai warga negara. Jelaskan apa yang
dimaksud tersebut!
3.
Bagaimanakah caranya bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-
cita pahlawan bangsa?
4.
Mengapa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta dibebaskan lagi oleh
para pemuda pejuang setelah diculik?
5.
Mengapa orang Jepang yang rumahnya dijadikan tempat untuk
merumuskan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia mau
membantu perjuangan bangsa Indonesia?
137
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
D. Perjuangan Para Tokoh Pejuang dalam
Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Sehari setelah diproklamasikan kemerdekaan Indonesia, negara kita
memiliki UUD Negara yang dikenal dengan sebutan UUD 1945. Hal ini
merupakan salah satu langkah untuk mempertahankan kemerdekaan
Indonesia. Reaksi rakyat Indonesia terhadap proklamasi kemerdekaan
yang disampaikan oleh wakil bangsa Indonesia Ir. Soekarno dan Drs. Moch
Hatta menyambut dengan gegap gempita. Lalu, terjadilah pelucutan
senjata oleh rakyat Indonesia terhadap bala tentara Jepang. Pada saat
proses tersebut ada yang berjalan lancar, artinya tidak ada perlawanan
dari bala tentara Jepang. Namun, ada pula yang terpaksa menggunakan
jalan kekerasan. Pemerintah Jepang sendiri pada saat itu sudah
menyatakan kalah tanpa syarat kepada Sekutu.
Di lain pihak, Sekutu tidak mengakui kemerdekaan Indonesia karena
mereka beranggapan bahwa apabila pihak Jepang telah menyatakan kalah
terhadap Sekutu, maka otomatis wilayah pendudukan Jepang menjadi
tanggung jawabnya. Sementara pihak Belanda masih menginginkan
kekuasaan di wilayah Nusantara dengan cara meminta bantuan kepada
Sekutu.
Adanya keinginan pihak Belanda untuk menguasai kembali Indone-
sia mengakibatkan beberapa peristiwa. Rakyat terlibat dalam berbagai
pertempuran dan perundingan untuk mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.
1. Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya
Kedatangan Sekutu pada mulanya disambut dengan sikap terbuka.
Harapan rakyat Indonesia, tentara Jepang yang selama ini sangat
mengganggu dapat dilucuti oleh Sekutu. Akan tetapi kedatangan Sekutu
yang disertai dengan orang-orang NICA (
Nederlands Indies Civil Adminis-
tration
atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda) akan membangun kembali
kekuasaan kolonial Belanda. Sikap rakyat Indonesia kemudian berubah
menjadi curiga dan selanjutnya memusuhi Sekutu.
138
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Gambar 2.20 Perintah penghentian tembak-menembak
Pada tanggal 25 Oktober 1945, pasukan Sekutu di bawah komando
Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby mendarat di Surabaya. Kedatangan
pasukan ini menimbulkan kebencian dan kemarahan rakyat Indonesia.
Te
rutama, setelah pasukan ini menyerbu penjara republik untuk
membebaskan perwira-perwira Sekutu dan pegawai-pegawai Sekutu
yang ditawan pihak republik.
Akibat tindakan Sekutu tersebut, pada tanggal 28 Oktober 1945, rakyat
Indonesia menyerang pos-pos Sekutu di Kota Surabaya. Hanya dalam
waktu satu hari, pasukan Sekutu dapat dihancurkan. Namun, pemimpin
republik segera memerintahkan penghentian tembak-menembak.
Sebaliknya, penghentian tembak-menembak itu tidak dihormati oleh
pihak Sekutu.
Dalam satu kejadian, Brigjen Mallaby ditemukan telah tewas. Hal ini
menyebabkan Sekutu berani mengeluarkan ultimatum yang sangat
menyinggung perasaan bangsa Indonesia. Bunyi ultimatum tersebut
adalah
“Pemimpin dan orang-orang Indonesia yang bersenjata harus melapor
dan meletakkan senjatanya. Selanjutnya, mereka harus menyerahkan diri dengan
mengangkat tangan di atas. Batas waktu ancaman itu adalah pukul 06.00 tanggal
10 November 1945”.
Tentu saja, ultimatum itu tidak dipatuhi oleh rakyat Indonesia.
Sebaliknya, justru membakar semangat juang bangsa Indonesia untuk
mempertahankan kehormatan sebagai bangsa yang merdeka.
Sumber:
30 Tahun Indonesia Merdeka
139
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 10 November 1945, pecahlah pertempuran besar di
Surabaya, Sekutu mengerahkan pasukan darat yang berkekuatan 10.000-
15.000 tentaranya. Di samping itu, pihak Sekutu mengerahkan meriam-
meriam dari kapal penjelajah Sussex dan beberapa kapal laut lain dari
arah pantai Surabaya. Pasukan Sekutu juga mengerahkan pesawat tempur
Angkatan Udara Kerajaan Inggris, yakni RAF (
Royal Air Force
).
Pertempuran Surabaya ini
berlangsung sangat tidak seimbang.
Namun karena semangat juang,
tekad untuk mempertahankan
kemerdekaan tidak dapat membuat
para pejuang mundur atau
mengalah. Mereka justru semakin
bergelora melawan Sekutu yang
baru saja memenangkan pepe-
rangan dalam Perang Dunia II.
Sepanjang pertempuran, se-
mangat juang bangsa Indonesia
terus dibakar oleh pemimpin
perjuangan rakyat Surabaya, yaitu
Bung Tomo. Dengan suaranya yang
lantang, Bung Tomo membakar
semangat dan berseru
:”Maju terus
pantang mundur! Allahu Akbar!
Allahu Akbar!”
Suara Bung Tomo ini
terdengar pula melalui radio-radio.
Pertempuran Surabaya ini berlangsung sampai awal bulan Desember
1945 dengan ribuan pejuang yang gugur. Mereka rela berkorban demi
kehormatan dan kemerdekaan tanah airnya. Untuk memperingati
kepahlawanan rakyat Surabaya yang mencerminkan seluruh bangsa In-
donesia, pemerintah kemudian menetapkan tanggal 10 November sebagai
hari Pahlawan.
2. Peristiwa-Peristiwa di Daerah dalam Mempertahankan
Kemerdekaan
a. Bandung Lautan Api
Pernahkah kamu mendengar atau bahkan menyanyikan lagu
Halo-
Halo Bandung
? Tahukah kamu siapa penciptanya? Isi lagu tersebut
Gambar 2. 21
Bung Tomo yang sedang
membakar semangat rakyat Surabaya
140
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
sebenarnya mengisahkan suatu peristiwa penting yang terjadi di
Kota Bandung pada awal kemerdekaan, yaitu peristiwa Bandung
Lautan Api.
Pasukan Sekutu memasuki Kota
Bandung pada bulan Oktober
1945. Di Bandung, Sekutu juga ber-
sikap
sewenang-wenang dengan
mengeluarkan ancaman agar or-
ang-orang Bandung menyerahkan
senjata hasil lucutan dari tentara
Jepang. Selain itu juga, Sekutu
meminta pihak pejuang dan rakyat
meninggalkan kota Bandung. de-
ngan alasan penjagaan keamanan.
Ultimatum itu tidak dihiraukan
oleh para pejuang sehingga sering
terjadi bentrokan dengan pihak
Sekutu. Kota Bandung pun kemu-
dian dibagi dua menjadi bagian
utara dan selatan yang dibatasi
oleh rel kereta api.
Setelah ultimatum pertama tidak dihiraukan. Datang ultimatum
yang kedua pada tanggal 23 Maret 1946. Isinya meminta segera
mengosongkan seluruh Kota Bandung. Pemerintah Republik In-
donesia di Jakarta memerintahkan agar ultimatum kedua dipatuhi
oleh masyarakat Bandung.
Akhirnya, para pejuang yang tergabung dalam TRI (Tentara
Republik Indonesia) di Bandung dengan berat hati meninggalkan
Kota Bandung menuju arah selatan, yakni ke Baleendah,
Dayeuhkolot, Soreang dan daerah lain di sekitarnya. Sebelum
meninggalkan Kota Bandung, pejuang-pejuang Republik
melancarkan serangan umum ke arah posisi Sekutu di Bandung
Utara. Pada tanggal 24 Maret 1946, mereka membakar semua
bangunan dan barang yang ada di Kota Bandung bagian selatan.
Mereka tidak rela jika Bandung yang sangat mereka bela dan cintai
diduduki dan dikuasai oleh Sekutu secara utuh. Lebih baik dibakar
sampai habis daripada harus dikuasai musuh.
Gambar 2. 22
Pemeriksaan kartu pengenal
keluar masuk Kota Bandung
Sumber:
30 Tahun Indonesia Merdeka
141
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
b. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa terjadi tanggal 21 November 1945.
Pecahnya pertempuran ini bermula dari tindakan Sekutu dan
NICA yang membebaskan interniran Belanda di Magelang dan
Ambarawa tanpa berunding terlebih dahulu dengan pihak
republik. Rakyat Indonesia sebenarnya tidak menyangka akan hal
itu. Ketika datang ke Semarang tanggal 20 Oktober 1945, tujuan
Sekutu adalah untuk mengurus tawanan perang dan tentara Jepang
yang ada di sana.
Pembebasan interniran itu dinilai sewenang-wenang. Oleh karena
itu terjadilah bentrokan senjata antara pihak republik dan Sekutu
di Magelang yang meluas menjadi pertempuran. Pertempuran ini
kemudian dikenal dengan
Pertempuran Ambarawa
.
Pertempuran melawan Sekutu tersebut banyak menelan korban
jiwa, salah satunya adalah Letnan Kolonel Isdiman, Komandan
Resimen Banyumas. Gugurnya komandan ini secara tidak
langsung mendorong Panglima Divisi Banyumas, Kolonel
Soedirman untuk turun ke medan pertempuran di Ambarawa dan
membawa semangat baru di antara pejuang.
Gambar 2. 23
Pertempuran Ambarawa
Sumber:
30 Tahun Indonesia Merdeka
142
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Pada tanggal 12 Desember 1945, para pejuang kembali menyerang
Sekutu secara serempak pada waktu yang bersamaan.
Pertempuran berlangsung selama empat hari, pasukan Sekutu
yang merupakan tentara Inggris akhirnya dapat diusir dari
Ambarawa.
c. Pertempuran Medan Area
Gambar 2. 24
TKR bersama pemuda membela kemerdekaan
Sumatra Utara adalah daerah yang terlambat menerima informasi
tentang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Mr. Teuku Mohammad
Hasan
yang diangkat menjadi gubernur menyampaikan kabar
gembira itu pada tanggal 27 Agustus 1945. Atas perintah
pemerintah pusat di Jakarta, beliau menegakkan kedaulatan
republik di Sumatra.
Pada tanggal 13 September 1945, seorang bekas perwira Tentara
Sukarela yang bernama Achmad Tahir memelopori pembentukan
Barisan Pemuda Indonesia. Beliau menggalang para pemuda untuk
mengambil alih kekuasaan dan senjata dari tangan Jepang pada
tanggal 4 Oktober 1945.
Sebelum Sekutu tiba di sana, sekelompok komando Belanda yang
dipimpin oleh Westerling telah tiba. Baru kemudian, tanggal 9
Oktober 1945 Sekutu (tentara Inggris atau Gurkha) tiba di Medan
dengan membonceng tentara Belanda dan NICA. Melihat gelagat
yang kurang baik, para pemuda di sana segera membentuk Tentara
Keamanan Rakyat (TKR).
Sumber:
30 Tahun Indonesia Merdeka
143
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Perkiraan para pemuda itu ternyata benar. Pertempuran pun pecah
pada tanggal 13 Oktober 1945. Pertempuran ini merupakan awal
dari perjuangan bersenjata bagi rakyat di Medan. Pertempuran ini
di kenal dengan nama
Pertempuran Medan Area
.
Bentrokan antara rakyat Indonesia dengan Belanda kemudian
menjalar ke seluruh Kota Medan. Karena sering terjadi bentrokan,
Sekutu seperti biasanya mengeluarkan ultimatum yang tidak
berarti. Isi ultimatum tersebut adalah
melarang rakyat membawa
senjata dan semua senjata yang ada harus diserahkan kepada Sekutu.
Pertempuran dengan tentara Sekutu pun tidak dapat dihindari lagi.
Pada tanggal 10 Desember 1945, Sekutu melancarkan serangan
besar-besaran dengan melibatkan pesawat-pesawat tempurnya.
Banyak korban jiwa berjatuhan di kedua belah pihak.
Perjuangan rakyat Indonesia melawan kekuatan asing dalam
rangka mempertahankan kemerdekaan dilakukan hampir di
seluruh kota di Indonesia. Mereka bahu-membahu mengusir
Belanda yang dibantu Sekutu untuk menguasai kembali tanah
airnya.
3. Agresi Militer Belanda
a. Agresi Militer Belanda I
Indonesia yang telah memproklamasikan kemerdekaannya pada
tanggal 17 Agustus 1945 ternyata masih mendapat banyak
tantangan. Tantangan yang pasti adalah keinginan Belanda untuk
menguasai kembali Indonesia.
Belanda sangat keras kepala. Mereka menafsirkan terhadap pidato
Ratu Wihelmina yang menyatakan bahwa Indonesia akan menjadi
anggota persemakmuran (
commonwelth
). Dalam persemakmuran
tersebut, Indonesia harus berbentuk federasi dan hal-hal yang
berhubungan dengan luar negeri ditangani oleh Belanda. Tentu
saja niat Belanda ini sangat ditentang oleh bangsa Indonesia.
Karena Indonesia menolak keinginan Belanda tersebut, Belanda
segera mengirim nota (surat) berisi ultimatum (ancaman). Ultima-
tum tersebut harus dijawab oleh Indonesia dalam batas waktu 14
hari. Namun, Indonesia tetap menolak keinginan Belanda. Jawaban
pun diberikan oleh pemerintah Republik Indonesia melalui siaran
RRI Yogyakarta.
144
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda menyerang secara serentak
daerah-daerah Indonesia. Yogyakarta sebagai ibu kota negara pada
waktu itu, tak luput dari serangan pesawat-pesawat Belanda. Ibu
kota menjadi sunyi. Para pemuda pun berjaga-jaga dan bersiaga
di dalam dan di luar kota terhadap kemungkinan serangan
Belanda. Penyerangan Belanda tersebut dikenal sebagai
Agresi
Militer Belanda I
.
Pada awalnya, serangan ini mampu membombardir pihak
republik. Kekuatan pasukan dan persenjataan Belanda yang
lengkap dan modern dikerahkan. Hal ini membuat pasukan TNI
terpencar. Akan tetapi, dengan adanya perubahan taktik, yaitu
dengan menggunakan taktik gerilya, akhirnya kekuasaan dan
gerakan Belanda dapat dibatasi. Belanda hanya menguasai kota-
kota besar dan jalan raya saja, selebihnya pasukan TNI yang
menguasainya.
Australia dan India mengecam agresi militer Belanda tersebut.
Wakil-wakil mereka di PBB mendesak agar masalah Indonesia
dibahas dalam sidang Dewan Keamanan. PBB menerima
tanggapan wakil kedua negara tersebut. Tembak-menembak pun
dihentikan, setelah PBB memerintahkannya. Perundingan bersama
Dewan Keamanan dilakukan. Akhirnya, tercetuslah keputusan
gencatan senjata antara kedua belah pihak. Keputusan gencatan
senjata diumumkan pada tanggal 4 Agustus 1947 dan dianggap
secara resmi berakhir pula agresi militer Belanda tersebut.
Gambar 2. 25
Pesawat pengangkut obat-obatan ditembak jatuh oleh
pesawat Belanda
Sumber:
30 Tahun Indonesia Merdeka
145
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Walaupun telah mengadakan gencatan senjata dengan pihak
Republik Indonesia, Belanda tetap saja melakukan pelanggaran.
Belanda terus saja mengadakan serangan dan memperluas wilayah
pendudukannya. Bahkan, Belanda pun menuntut garis batas
wilayah kekuasaannya setelah adanya perintah gencatan senjata
dari PBB. Pihak Republik Indonesia tentu saja menolak perluasan
wilayah tersebut karena gencatan senjata telah diumumkan.
Akibatnya, bentrokan senjata sering terjadi antara pihak Republik
dan pihak Belanda.
Gambar 2. 26
Penandatanganan Perjanjian Renville
Pihak PBB terus membantu menyelesaikan persengketaan Indo-
nesia-Belanda secara damai. Mereka membentuk Komisi Tiga
Negara (KTN) yang terdiri atas Australia, Belgia dan Amerika
Serikat. Melalui komisi inilah, PBB mengharapkan masalah Indo-
nesia-Belanda dapat diselesaikan.
Perundingan kembali diadakan mulai tanggal 8 Desember 1947.
Perundingan berlangsung di kapal perang Angkatan Laut Amerika
Serikat, yaitu USS Renville yang sedang berlabuh di Teluk Jakarta.
Alasan memilih kapal perang tersebut adalah agar perundingan
diselenggarakan di tempat yang netral. Delegasi Indonesia
dipimpin oleh Mr. Amir Sjarifuddin dan delegasi Belanda dipimpin
oleh R. Abdulkadir Widjojoatmodjo, seorang Indonesia yang
memihak Belanda.
Sumber:
30 tahun Indonesia Merdeka
146
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Perundingan berjalan dengan lancar dan kedua belah pihak bisa
menerima usulan dari KTN. Pada tanggal 17 Januari 1948, kedua
belah pihak menandatanganinya. Indonesia sebenarnya telah salah
langkah dengan menandatangani Perjanjian Renville. Perjanjian
tersebut menyebabkan kedudukan Indonesia terkurung oleh
daerah pendudukan Belanda. Rakyat Indonesia juga tidak
menyetujui. Mereka mengajukan protes keras sehingga
menyebabkan Kabinet Amir Sjarifuddin jatuh.
Isi Perjanjian Renville adalah:
1)
Belanda hanya mengakui wilayah Indonesia atas Jawa Tengah,
Yogyakarta, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatra;
2)
Tentara Republik Indonesia harus ditarik mundur dari daerah-
daerah yang telah diduduki Belanda.
b.
Agresi Militer Belanda II
Belanda terus saja menekan Indonesia. Padahal, Indonesia pada
saat itu sedang mengalami banyak masalah. Beberapa di antaranya
adalah masalah pertikaian akibat Perjanjian Renville di kalangan
republik dan pemberontakan PKI yang hendak mengubah republik
Indonesia menjadi negara komunis. Masalah ini menyebabkan
Belanda mendapat peluang untuk lebih menekan Indonesia.
Perundingan-perundingan sering dilakukan. Akan tetapi, pihak
yang selalu diuntungkan adalah Belanda. Bahkan, pada tanggal
18 Desember 1948, Belanda menyatakan tidak terikat lagi dengan
Perjanjian Renville.
Gambar 2. 27
Pasukan Belanda memasuki dan menyerang Kota Yogyakarta
Sumber:
30 Tahun Indonesia Merdeka
147
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 19 Desember 1948 pukul 06.00 WIB, Agresi Militer
Belanda II mulai dilakukan. Pesawat-pesawat tempur Belanda
langsung menyerang Yogyakarta (ibu kota Republik Indonesia
pada waktu itu). Dengan segera, Belanda menguasai Lapangan
Terbang Maguwo dan kemudian seluruh Kota Yogyakarta.
Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta serta beberapa
pejabat tinggi yang waktu itu ada di Yogyakarta ditangkap dan
ditawan Belanda. Kedua pimpinan bangsa Indonesia itu oleh
Belanda diperlakukan sebagai tawanan perang. Presiden Soekarno
dibuang ke Prapat (Sumatra Utara) dan Wakil Presiden Moh. Hatta
ke Pulau Bangka.
Gambar 2.28
Presiden dan wakil akan diasingkan oleh Belanda
Penawanan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia tidak
menyebabkan pihak Indonesia mengalah kepada Belanda.
Kekuasaan dan pemerintahan tetap dipegang oleh bangsa Indo-
nesia. Pada saat terjadi penyerangan oleh Belanda, pemerintah
telah menugasi Menteri Kemakmuran, Mr. Sjarifuddin
Prawiranegara untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik
Indonesia (PDRI) di Bukittinggi Sumatra Barat.
Sementara itu, TNI telah keluar dari Kota Yogyakarta dan
melakukan perang gerilya. Para penduduk juga telah diungsikan
ke luar kota dan beberapa daerah penting di dalam kota
dibumihanguskan. Dengan demikian, Belanda hanya mampu
menguasai Kota Yogyakarta dalam keadaan kosong. Di luar kota,
keadaan tetap dipegang oleh TNI beserta rakyat.
Sumber:
30 Tahun Indonesia Merdeka
148
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Kegiatan
R
angkuman
Dengan dikuasainya Yogyakarta dan ditawannya pemimpin-
pemimpin Indonesia, Belanda mengumumkan kepada dunia
bahwa Republik Indonesia sudah tidak ada lagi. Tentu saja
pengumuman Belanda ini membuat marah TNI dan rakyat.
Pada tanggal 1 Maret 1949, pasukan TNI dan rakyat melancarkan
Serangan Umum 1 Maret. Mereka berhasil merebut dan
menduduki kembali Kota Yogyakarta selama 6 jam. Keberhasilan
ini mengagetkan banyak pihak, terutama di luar negeri. Ternyata,
Republik Indonesia masih ada bahkan kembali menguasai ibu
kotanya, yaitu Yogyakarta.
Sebenarnya, agresi militer ini bagi Belanda tidak menguntungkan.
Semua pihak, baik dari dalam maupun luar negeri mengecam
tindakan Belanda ini. Dewan Keamanan PBB pun mulai
membahasnya. Oleh karena tekanan politik dari negara lain dan
perlawanan TNI yang dibantu rakyat sangat gencar, akhirnya
pihak Belanda mau menerima perintah Dewan Keamanan PBB
untuk menghentikan agresi militernya.
1.
Buatlah tabel tentang tokoh pahlawan Indonesia pada buku
tulismu. Tabel dilengkapi dengan nama pahlawan, tempat
kejadian dan keterangan. Susunlah berurutan sesuai dengan
tahun kejadian.
2.
Buatlah laporan pada buku tulismu mengenai perjuangan
tokoh pahlawan yang ada di tempat sekitarmu!
1.
Kemerdekaan Indonesia, oleh pihak Sekutu dianggap tidak syah
karena dianggap pemberian dari Jepang yang sudah kalah perang.
2.
Perlawanan rakyat Indonesia terhadap Sekutu yang ingin
menguasai wilayah Indonesia mendapat reaksi keras dari seluruh
rakyat Indonesia.
3.
Tokoh pahlawan yang mengadakan perlawanan terhadap Sekutu,
antara lain Bung tomo dari Surabaya. Dari peristiwa tersebut
dijadikan sebagai patokan untuk menetapkan hari Pahlawan.
4.
Dewan Keamanan PBB terlibat dalam penyelesaian sengketa antara
pihak Belanda dengan pihak Indonesia. Hal ini diprakarsai oleh
negara India, Australia, dan Belgia.
149
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
A. Isi titik-titik berikut ini pada buku tulismu!
1.
Sekutu tidak mengakui kemerdekaan Indonesia karena . . . .
2.
Penyebab terjadinya pertempuran antara Sekutu dengan rakyat
Indonesia terjadi adalah . . . .
3.
NICA singkatan dari . . . .
4.
Arti NICA adalah . . . .
5.
Pasukan Sekutu yang mendarat di Surabaya tanggal 25 Oktober
1945 dipimpin oleh . . . .
6.
Penyebab dikeluarkan ultimatum Sekutu di Surabaya adalah . . . .
7.
Pemimpin rakyat Surabaya yang mampu membakar semangat
perlawanan rakyat terhadap Sekutu adalah . . . .
8.
Batas Kota Bandung dibagi 2 pada saat pasukan Sekutu menguasai
kota dengan dibatasi oleh . . . .
9.
Pada waktu meninggalkan Kota Bandung, tentara dan rakyat yang
ada di Bandung menuju bagian selatan. Peristiwa ini ditandai
dengan . . . .
10.
Pertempuran rakyat Semarang dengan Sekutu terjadi karena
tindakan Sekutu yang sewenang-wenang pada saat pembebasan
interniran, disebut pertempuran . . . .
11.
Kelompok komando Belanda yang tiba di Kota Medan dipimpin
oleh . . . .
12.
Perlawanan rakyat Medan terhadap pasukan Sekutu dikenal
dengan pertempuran . . . .
13. Ratu Belanda yang menyatakan Indonesia merupakan anggota
persemakmuran adalah . . . .
14. Negara. . . dan . . . mengecam Agresi Militer I Belanda.
15. Agresi Militer I Belanda berakhir karena adanya campur tangan
. . . .
16. Anggota Komisi Tiga Negara (KTN) terdiri atas negara . . . .
17.
Perundingan Belanda dan Indonesia untuk mengakhiri
persengketaan yang melahirkan Perjanjian Renville dilakukan di
. . . .
Uji Kompetensi
150
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
18. Kota . . . diserang pesawat-pesawat tempur Belanda pada tanggal
19 Desember 1948 yang menyebabkan Agresi Militer . . . .
19.
Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi
Sumatra Barat dipimpin oleh . . . .
20.
Pelucutan senjata tentara Jepang dilakukan rakyat Indonesia
setelah. . . .
B. Jawab soal-soal berikut ini pada buku tulismu!
1.
Mengapa pada awal kedatangan pasukan Sekutu, rakyat Indone-
sia menyambutnya dengan sikap terbuka?
2.
Mengapa peristiwa pertempuran rakyat di Surabaya ditetapkan
sebagai hari Pahlawan?
3.
Siapakah yang memelopori pembentukan Barisan Pemuda Indo-
nesia di Sumatra Utara?
4.
Tuliskan isi Perjanjian Renville!
5.
Mengapa PBB mau membantu persengketaan antara Indonesia
dengan Belanda?
151
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Ulangan Akhir Semester 2
A. Tulis jawaban soal-soal berikut ini pada buku tulismu!
1.
Pedagang Eropa yang datang pertama kali memasuki wilayah
Nusantara adalah . . . .
a.
Portugis dan Italia
c.
Portugis dan Belanda
b.
Portugis dan Spanyol
d. Portugis dan Inggris
2.
Kedatangan bangsa Belanda ke Nusantara dimulai pada tahun
. . . .
a.
1586
c.
1596
b.
1590
d. 1598
3.
VOC didirikan pada tahun 1602 dan dipimpin oleh . . . .
a.
Pieter Both
c.
Dr. Snouck Hurgronje
b.
Jenderal de Kock
d. Jenderal Daendels
4.
Alasan didirikannya VOC adalah . . . .
a.
mencegah adanya persaingan dagang antara pedagang
Belanda dan pedagang asing lainnya
b.
menutup jalan dagang negara lain, selain Belanda
c.
mengeruk keuntungan sebesar-besarnya bagi pedagang
Portugis
d. menjalin kerja sama dagang dengan pedagang pribumi
5.
Perlawanan rakyat Maluku terhadap penjajahan Belanda dipimpin
oleh . . . .
a.
Pangeran Antasari
c.
Pangeran Diponegoro
b.
Tuanku Imam Bonjol
d. Kapitan Pattimura
6.
Penyebab terjadinya Perang Padri tahun 1821-1837 adalah . . . .
a.
Belanda menyerang kaum adat
b.
adanya pertentangan antara kaum Islam dan kaum adat
c.
adanya kerja sama antara kaum Padri dan kaum adat
d. Belanda mengingkari perjanjian dengan kaum Padri
7.
Berikut ini adalah teman-teman yang membantu perlawanan
Pangeran Diponegoro,
kecuali
. . . .
a.
Patih Danureja IV
c.
Kiai Maja
b.
Pangeran Mangkubumi
d. Sentot Alibasya
Ulangan Akhir Semester 2
152
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
8.
Setelah Pangeran Hidayat ditangkap, perlawanan terhadap
Belanda di Banjar dilanjutkan oleh . . . .
a.
Pangeran Tamjidillah
c.
Pangeran Diponegoro
b.
Pangeran Antasari
d. Pangeran Mangkubumi
9.
Berikut ini adalah kerajaan-kerajaan yang ada di Bali,
kecuali
. . . .
a.
Karang Asem
c.
Gianjar
b.
Buleleng
d. Banjar
10. Pemimpin perlawanan rakyat Aceh di daerah Pidie adalah . . . .
a.
Cut Nyak Din
c.
Teuku Umar
b.
Teungku Cik Di Tiro
d. Panglima Polim
11.
Seorang misionaris ahli agama Islam yang dikirim Belanda untuk
mempelajari adat istiadat rakyat Aceh adalah . . . .
a.
Dr. Snouck Hurgronje
c.
Raffles
b.
Jenderal Kohler
d. Jan Pieterszoon Coen
12. Sikap dari tokoh perjuangan bangsa yang patut dicontoh adalah
. . . .
a.
mementingkan diri sendiri
b.
membela rakyat demi jabatan
c.
merelakan berbagai kepentingan pribadi untuk membela
rakyat
d. cepat menyerah
13. T
okoh perintis kemajuan wanita Indonesia dari Jepara dengan
perjuangan emansipasi wanita adalah . . . .
a.
Dewi Sartika
b.
Martha Khristina Tiahahu
c.
R.A. Kartini
d. Cut Nyak Dien
14.
Sebagai penghargaan kepada R.A. Kartini, setiap tanggal . . .
diperingati sebagai hari Kartini.
a.
4 Desember
c.
17 Agustus
b.
21 April
d. 10 November
15. T
okoh perempuan yang mendirikan Sakola Istri di Bandung adalah
. . . .
a.
Cut Nyak Dien
c.
R.A. Kartini
b.
Dewi Sartika
d. Inggit Garnasih
153
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
16.
Menurut Ki Hajar Dewantara, kemunduran dan kemerosotan
rakyat Indonesia adalah akibat . . . .
a.
agama yang berbeda-beda
b.
suku bangsa yang terlalu banyak
c.
masalah pendidikan yang belum ditangani dengan baik
d. ekonomi yang merosot
17.
Seorang Indo keturunan campuran Belanda-Indonesia yang
menentang penjajahan Belanda dan mendirikan Partai Indische
Partij adalah . . . .
a.
Danudirdja Setiabudhi
c.
Dr. Cipto Mangunkusumo
b.
Ki Hajar Dewantara
d. Husni Thamrin
18. Tokoh dari Kota Solo yang memperjuangkan pedagang pribumi
dari tekanan Belanda adalah . . . .
a.
Dr. Sutomo
c.
Husni Thamrin
b.
Haji Samanhudi
d. Douwes Dekker
19. Tokoh nasionalis yang mengajukan mosi agar istilah
Nederlands
Indie
diganti menjadi
Indonesia
adalah . . . .
a.
Husni Thamrin
c.
Haji Samanhudi
b.
Otto Iskandardinata
d. Ir. Soekarno
20. Otto Iskandadinata adalah tokoh pendiri . . . .
a.
Paguyuban Pekalongan
c.
Paguyuban Bandung
b.
Paguyuban Betawi
d. Paguyuban Pasundan
21. Kedatangan Jepang ke Indonesia semula disambut gembira oleh
bangsa Indonesia sebagai . . . .
a.
pedagang besar di Asia
b.
pelindung Asia
c.
pembebas penjajahan Portugis
d. pembebas penjajahan Belanda
22. Jepang menerapkan sistem romusa untuk tujuan . . . .
a.
memenuhi kebutuhan hidup dan perang dengan Sekutu
b.
meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia
c.
meningkatkan pertahanan Indonesia
d. mendidik rakyat Indonesia untuk bekerja keras
23.
Ya
ng mengajukan pembentukan pasukan Pembela Tanah Air (Peta)
kepada Jepang adalah . . . .
Ulangan Akhir Semester 2
154
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
a.
Dr. Sutomo
c.
Ir. Soekarno
b.
Gatot mangkupraja
d. Moh. Hatta
24. Berikut ini adalah bentuk perlawanan rakyat Indonesia terhadap
Jepang,
kecuali
. . . .
a.
melalui perjuangan organisasi yang dibentuk oleh Jepang
b.
melalui pergerakan bawah tanah
c.
melalui perjuangan yang dilakukan rakyat
d. melalui perjuangan organisasi yang dibentuk Belanda
25. Berikut ini adalah pemimpin Putera (Perjuangan Pusat Tenaga
Rakyat),
kecuali
. . . .
a.
Moh. Toha
c.
Ir. Soekarno
b.
Moh. Hatta
d. Ki Hajar Dewantara
26. Sidang BPUPKI dilakukan sebanyak . . . kali.
a.
1
c.
3
b.
2
d. 4
27. Panitia kecil yang diketuai Ir. Soekarno dan menghasilkan Piagam
Jakarta adalah . . . .
a.
Panitia Pembela Tanah Air
b.
Panitia Sembilan
c.
Panitia Perancang UUD
d. Panitia Ekonomi dan Keuangan
28. Lembaga yang meneruskan tugas BPUPKI adalah . . . .
a.
Heiho
c.
Peta
b.
Putera
d. PPKI
29. Berikut ini adalah perumus Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,
kecuali
. . . .
a.
Mr. Achmad Soebardjo
c.
Moh. Hatta
b.
Ir. Soekarno
d. Chaerul Saleh
30.
Seorang Perwira Angkatan Laut Jepang yang meminjamkan
rumahnya sebagai tempat perumusan naskah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia adalah . . . .
a.
Tadashi Maeda
c.
Terauci
b.
Yamamoto
d. Nishimura
31. Berikut ini peristiwa-peristiwa di daerah dalam mempertahankan
kemerdekaan Indonesia,
kecuali
. . . .
155
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
a.
Bandung Lautan Api
b.
Pertempuran Ambarawa
c.
Pertempuran Medan Area
d. Perang Puputan
32. Pertempuran besar di Surabaya yang dipimpin oleh Bung Tomo
terjadi pada tanggal . . . .
a.
10 Januari 1945
c.
10 November 1945
b.
10 Maret 1945
d. 10 Desember 1945
33. Pada Tanggal 21 Juli 1947, Belanda menyerang secara serentak
daerah-daerah Indonesia. Peristiwa itu dikenal sebagai . . . .
a.
Agresi Militer Belanda I
b.
Agresi Militer Belanda II
c.
Agresi Militer Belanda III
d. Agresi Militer Belanda IV
34.
Berikut ini adalah negara-negara anggota Komisi Tiga Negara
(KTN),
kecuali
. . . .
a.
Australia
c.
Belgia
b.
Jerman
d. Amerika Serikat
35. Sebelum Kota Jakarta, ibu kota negara Indonesia adalah Kota. . . .
a.
Bandung
c.
Yogyakarta
b.
Surabaya
d. Padang
B. Isilah titik-titik berikut ini dengan benar pada buku tulismu!
1.
VOC singkatan dari . . . .
2.
Pemimpin kaum Padri adalah . . . .
3.
Hak Raja Bali merampas perahu yang terdampar di wilayahnya,
disebut . . . .
4.
Tulisan R.A. Kartini yang dikumpulkan dan akhirnya diterbitkan
menjadi buku berjudul . . . .
5.
Perjuangan dari Gerakan 3A dipimpin oleh . . . .
6.
BPUPKI dalam bahasa Jepang disebut . . . .
7.
Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan pada tanggal . . . .
8.
PPKI singkatan dari . . . .
9.
Panglima Tentara Jepang di wilayah Asia Tenggara bernama . . . .
Ulangan Akhir Semester 2
156
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
10. Tokoh bangsa Indonesia memberikan teladan yang baik bahwa
segala masalah dapat diselesaikan dengan cara . . . .
11.I
r. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta diculik para pemuda pejuang ke
daerah Karawang, tepatnya di . . . .
12. Gelar Proklamator Kemerdekaan Indonesia diberikan kepada . . . .
13. Bendera Pusaka Merah Putih dijahit oleh . . . .
14. Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah salah satu bagian
dari . . . .
15. Naskah proklamasi diketik oleh . . . .
16. NICA singkatan dari . . . .
17.
Pertempuran rakyat Medan terhadap pasukan Sekutu dikenal
sebagai pertempuran . . . .
18. Perundingan Belanda dan Indonesia yang melahirkan Perjanjian
Renville dilakukan di . . . .
19. Agresi Militer Belanda II terjadi pada tanggal . . . .
20.
Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi
Sumatra Barat dipimpin oleh . . . .
C. Jawab soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas pada
buku tulismu!
1.
Jelaskan siasat perang Belanda pada saat menghadapi pasukan
Pangeran Diponegoro!
2.
Mengapa kedatangan Jepang pada akhirnya menimbulkan
kebencian rakyat Indonesia?
3.
Sebutkan 3 macam perlawanan rakyat Indonesia terhadap
pendudukan Jepang!
4.
Tulis isi dari Piagam Jakarta!
5.
Bagaimana cara kita menghargai jasa tokoh pejuang dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia?
6.
Siapakah Latif Hendraningrat itu?
7.
Mengapa Laksamana Tadashi Maeda mau membantu perjuangan
bangsa Indonesia?
8.
Sebutkan apa saja tujuan negara Indonesia!
9.
Mengapa pada tanggal 10 November diperingati sebagai hari
Pahlawan?
10. Mengapa PBB mau membantu persengketaan antara Indonesia
dengan Belanda?
157
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Glosarium
Arca
=
patung yang terutama dibuat dari batu yang
dipahat menyerupai bentuk orang atau binatang.
Budaya
= hasil kegiatan dan penciptaan akal budi manusia
yang berhubungan erat dengan alam sekitarnya
dan dipergunakan untuk ketenangan hidup.
Candi
=
bangunan kuno yang terbuat dari batu dan
merupakan tempat pemujaan, penyimpanan abu
jenazah raja-raja atau pendeta-pendeta.
Danau
= permukaan bumi berupa cekungan yang sangat
luas dan genangi air.
Daratan
=
bagian dari permukaan bumi yang tidak
digenangi air.
Dataran rendah = bentangan tanah datar yang luas pada ketinggian
kurang dari 200 m di atas permukaan laut.
Dataran tinggi
= dataran yang ketinggiannya di atas 600 m di atas
permukaan laut.
Distribusi
=
kegiatan yang bertujuan menyalurkan barang dari
produsen kepada konsumen.
Distributor
= penyalur.
Etnis
= suatu kesatuan masyarakat atas dasar kesamaan
budaya, bahasa, dan tempat tinggal.
Etnologi
= ilmu yang mempelajari tentang bangsa-bangsa di
seluruh dunia.
Garis bujur
=
garis khayal membujur yang membelah bumi
menjadi belahan barat dan timur.
Garis lintang
= g
aris khayal yang melingkari bumi, seolah
membelah bumi menjadi belahan bumi bagian
utara dan selatan.
Gerakan Wahabi = gerakan yang menghendaki ajaran Islam dilak-
sanakan secara murni sesuai Alquran dan Hadis.
Grosir
= pe
dagang yang menjual barang dalam jumlah besar.
Gunung
=
bukit yang sangat besar dan tinggi dengan
ketinggian biasanya lebih dari 600 m di atas
permukaan laut.
Glosarium
158
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Hak Tawan
Karang
=
hak Raja Bali untuk merampas perahu yang
terdampar di wilayahnya.
Heiho
= pembantu prajurit pada zaman Jepang.
Kaligrafi
=
tulisan yang menggunakan huruf Arab yang
dibuat sangat indah.
Kawasan
industri
= daerah yang digunakan khusus untuk kegiatan
industri.
Kerja rodi
= kerja paksa tanpa dibayar pada zaman Belanda.
Kesultanan
= kerajaan Islam.
Kongsi dagang
= persekutuan atau perkumpulan dagang.
Konsumen
= orang yang melakukan kegiatan konsumen.
Konsumsi
= pemakaian barang atau jasa.
Laut
= bagian permukaan bumi paling rendah dan luas
yang digenangi air asin.
Liberalisme
=
aliran ketatanegaraan dan ekonomi yang
menghendaki demokrasi dan kebebasan pribadi
untuk berusaha dan berniaga.
Loji
=
kantor-kantor cabang pada zaman Belanda (VOC).
Monopoli
= hak tunggal untuk berusaha
Pantai
= perbatasan antara daratan dan lautan.
Pegunungan
= rangkaian gunung.
Perang Puputan = perang sampai tetes darah penghabisan.
Pesantren
= pusat pendidikan agama Islam.
Prasasti
= piagam yang tertulis pada batu atau logam.
Produksi
= kegiatan ekonomi dalam menghasilkan barang.
Produsen
= pihak yang melakukan kegiatan produksi.
Rawa
= tanah yang selalu digenangi air.
Relief muka bumi =
kedudukan tinggi rendahnya permukaan bumi.
Romusa
=
pengerahan tenaga kerja secara paksa pada zaman
Jepang.
Selat
= laut yang sempit di antara dua pulau.
Sungai
= bagian dari permukaan
bumi yang rendah dan
dialiri oleh air.
Waduk
=
kenampakan buatan yang diciptakan manusia
dengan cara membendung aliran sungai.
Yupa
= tiang atau tugu batu yang berisi pahatan prasasti.
159
Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Daftar Pustaka
2005.
Catalogue Gunung Kelud 2005
. Surabaya: Gunung Kelud Offset &
Screen Printing.
Anthony dan Jane. 1992.
Wild Indonesia
. The United Kingdom: New
Holland.
Atmadilaga, Ir. Agus H. 2007.
Atlas Digital Indonesia dan Dunia
.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Belen. S. 2003.
Portofolio dan Penilaian dalam Pelaksanaan KBK
. Jakarta:
Tingkat Pusat Kurikulum.
Dewan Redaksi Grolier International. 2002.
Indonesian Heritage. Agama
dan Upacara.
Jakarta: PT. Widyadara atas kerja sama dengan
Grolier.
Dewan Redaksi Grolier International. 2002.
Indonesian Heritage.
Arsitektur.
Jakarta: PT. Widyadara atas kerja sama dengan Grolier.
Dewan Redaksi Grolier International. 2002.
Indonesian Heritage. Sejarah
Awal.
Jakarta: PT. Widyadara atas kerja sama dengan Grolier.
Dewan Redaksi Grolier International. 2002.
Indonesian Heritage. Sejarah
Modern Awal.
Jakarta: PT. Widyadara atas kerja sama dengan
Grolier.
Giblin, Les. 2001.
Skill with People. Pedoman untuk Kehidupan Sosial yang
Lebih Baik.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
KS, Tugiyono et al. 1984.
Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
.
Jilid 1. Jakarta: CV. Baru.
Latif, Chalid et al. 1993.
Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
. Jakarta: PT.
Pembina Peraga.
Marbun. 1984.
Kamus Geografi
. Jakarta: Ghalia Indonesia.
pictures.maleber.net
Poesponegoro, Marwati Djoned dan Nugroho Notosusanto. 1984.
Sejarah Nasional Indonesia.
Jilid I s.d. VI. Jakarta: Balai Pustaka.
Proyek Pembinaan dan Pelestarian Kepurbakalaan Jawa Barat. 1989.
Inventarisasi dan Dokumentasi Peninggalan Sejarah dan Purbakala
Jawa Barat.
Bandung: Depdikbud Jawa Barat.
Daftar Pustaka
160
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Proyek Pembinaan Pendidikan Dasar. 1982.
Pendidikan Umum Ilmu
Pengetahuan Sosial
. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Proyek Pembinaan Sekolah Dasar. 1986.
CBSA. Mengajar Ilmu Sosial di
Sekolah Dasar
. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002.
Kamus Besar
Bahasa Indonesia.
Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Pusat Kurikulum. 2006.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tahun
2006 Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Rahimsyah, MB. 2007.
Cinta Tanah Air Mengenal Budaya Bangsa Indonesia
.
Surabaya: Pustaka Agung Harapan Surabaya.
Soekmono, R, DR. 1981.
Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia
2
.Yogyakarta: Kanisius.
Te mpo. 2005.
Tempo Edisi 10-16 Januari 2005
. Jakarta: Tempo.
Te mpo. 2005.
Tempo Edisi 4-10 Juli 2005
. Jakarta: Tempo.
Te mpo. 2005.
Tempo Edisi 7-13 November 2005
. Jakarta: Tempo.
Te mpo. 2005.
Tempo Edisi 14-20 November 2005
. Jakarta: Tempo.
Tim Kingfisher. 2006.
Ensiklopedia Geografi. Fisik Bumi
. Jakarta: PT.
Lentera Abadi.
Tim Kingfisher. 2006.
Ensiklopedia Geografi. Muatan Lokal
. Jakarta: PT.
Lentera Abadi.
www.eastjava.com
www.google.com
www.learner.org
www.yahoo.com
Ya
min, Mr. H. Muhammad, Prof. 1980.
Lukisan Sejarah
. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Yayasan Harapan Kita.1995.
Indonesia Indah 1
. Jakarta: Yayasan Harapan
Kita/BP3 TMII.
Yayasan Harapan Kita.1995.
Indonesia Indah 2
. Jakarta: Yayasan Harapan
Kita/BP3 TMII.
Yayasan Harapan Kita.1995.
Indonesia Indah 7.
Jakarta: Yayasan Harapan
Kita/BP3 TMII
.